DAMPAK pandemi Covid-19 sangat serius terhadap sektor pariwisata. Sampai saat ini belum terlihat tanda-tanda pariwisata akan kembali normal. Upaya yang dapat dilakukan dunia usaha hanya mentaati aturan pemerintah dalam hal ini penerapan protokol kesehatan (prokes). Selain demi mencegah penyebaran virus, penerapan prokes juga terkait upaya mengembalikan kepercayaan wisatawan.
General Manager Grand Inna Kuta, Diah Anggraini mengatakan, kondisi sektor pariwisata terpuruk sejak Maret lalu. Keterpurukan ini seiring dengan kebijakan pemerintah serta negara negara lain yang juga memberlakukan pelarangan berwisata. Secercah harapan kemudian muncul saat keran pariwisata domestik dibuka. Namun, membuka pintu bagi wisatawan di tengah pandemi juga merupakan tantangan tersendiri.
“Situasinya mulai terlihat ada peningkatan sejak bulan Juli dengan diterapkannya new normal dan keran wisatawan domestik dibuka. Oleh karena itu, market yang digarap adalah wisatawan domestik, serta meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). Terlebih image Grand Inna Kuta tidak pernah tutup selama pandemi sampai saat ini, yang merupakan sebuah representasi kesiapan kami dalam penerapan prokes. Bahkan, sampai mengkhususkan training untuk karyawan mengenai hal tersebut. Sebelum dibuka kembali, kami sudah sebarkan informasi mengenai penerapan new normal. Walaupun setelah ada pergerakan, pariwisata Bali kembali diuji dengan diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta,” ujar Diah Anggraini.
Bentuk keseriusan penerapan prokes juga ditunjukkan dengan mengusahakan segala transaksi secara cashless. Kemudian, perabotan yang digunakan untuk melayani wisatawan dengan menyemprot disinfektan secara berkala dan hanya disajikan oleh koki. Penggunaan alat makannya juga dijaga kebersihannya.
“Kami tidak pernah tutup, setelah melihat kalkulasi data yang memperlihatkan menutup hotel lebih banyak mengeluarkan biaya dibandingkan membukanya. Untuk itu, kami berusaha sebisa mungkin untuk tetap buka dengan menggaet market yang ada. Sejauh ini paling banyak mengambil day cation dan kedatangan tamu walk in juga lumayan semenjak akhir bulan Agustus,” imbuhnya.
Bagaimanapun juga, harapan pelaku pariwisata masih sama, agar pemerintah mengusahakan untuk membuka keran wisatawan mancanegara. Dengan begitu, baru ada denyut peningkatan pariwisata untuk ke depannya. Setelah itu baru diketahui apa saja yang perlu disiapkan untuk menyambut wisatawan. *git