Denpasar (bisnisbali.com) –Keberadaan ekonomi kreatif diprediksi akan kian tumbuh di era new normal saat ini dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Oleh karena itu, industri perbankan diharapkan makin banyak menyentuh sektor usaha kerakyatan, termasuk ekonomi kreatif.
Pemerhati ekonomi dan perbankan, Dr. Yudhawan dan I.B. Kade Perdana, di Sanur, mengatakan, peningkatan sektor ekonomi kreatif sangat diperlukan karena ekonomi kreatif masyarakat sangat banyak dan penuh inovasi. Ekonomi kreatif perlu mendapat sentuhan kredit perbankan agar bisa menjadi kuat dan mendorong daya saing terutama saat pandemi.
“Kondisi yang terjadi saat ini ada tiga yaitu sebelum ada pandemi, new normal dan pascanormal atau masyarakat sudah hidup terbiasa dengan covid dan menggunakan protokol kesehatan. Saat inilah ekonomi kreatif akan menjadi hal yang dibutuhkan,” kata Yudhawan.
Pada tatanan new normal, inovasi ekonomi kreatif tumbuh signifikan sesuai kebutuhan masyarakat. Berbagai produk kini bermunculan, termasuk sistem pembayaran yang mengarah ke digital. Untuk mendukung hal tersebut, peran serta perbankan sangat diperlukan dalam hal pemberian kredit sehingga sektorini tidak lagi dipandang dianaktirikan. “Pemerintah sebaiknya juga makin memperbanyak sektor ekonomi kreatif sehingga kredit bank bisa masuk membiayainya,” katanya.
Kepala KPw BI Bali Trisno Nugroho mengatakan, penerapan tatanan Bali era baru akan memberikan pengaruh yang positif bagi sektor ekonomi ke depannya. Tatanan Bali era baru juga akan memberikan peluang bangkitnya UMKM dan ekonomi kreatif.
Ini pula melatarbelakangi BI Bali terus berupaya melakukan pengembangan UMKM yang bertujuan untuk membantu mendorong naiknya aktivitas ekonomi baru di daerah yang mengandalkan potensi lokal. Harapannya, dapat mendorong UMKM menjadi kekuatan baru perekonomian. Termasuk mendukung industri kreatif, kegiatan ekspor dan pendukung pariwisata seperti kain, kerajinan, kopi dan makanan minuman olahan. “Di tengah pandemi Covid-19 kami meyakinkan bersama untuk memajukan UMKM dan ekonomi kreatif sebagai sumber pertumbuhan dan kekuatan ekonomi,” paparnya.
Sebelumnya, pengamat ekonomi, Prof. I.B. Raka Suardana lebih menitikberatkan pada sistem pembayaran yang kuat dari infrastruktur dalam upaya meningkatkan efisiensi dan keamanan bertransaksi. Menurutnya, ada empat pilar penting yakni pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang setara, dan kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global.
“Untuk menghadapi itu, yang diperlukan adalah sistem pembayaran yang terintegrasi. Tantangan untuk mewujudkan itu tidaklah mudah, di antaranya penyiapan infrastruktur online yang tepat waktu yang terintegrasi saat ini standarisasi belumlah ada,” katanya. *dik