Denpasar (bisnisbali.com) –Bali yang menjadi destinasi wisata dunia memiliki ketergantungan pada kedatangan wisatawan mancanegara (wisman). Terbukti saat terjadi pandemi Covid-19 ini, tidak sedikit pelaku usaha di sektor pariwisata mengaku kesulitan memenuhi biaya operasional jika hanya mengandalkan wisatawan nusantara atau lokal.
Salah seorang pemilik resort di kawasan Ubud, Gianyar, Ni Putu Sawitri, saat dimintai konfirmasinya, Senin (26/10) kemarin, mengatakan untuk mengalihkan segmen pasar ke wisatawan lokal atau Nusantara membutuhkan waktu dan strategi, sehingga untuk menutupi biaya operasional masih sangat sulit saat ini. Di tengah pandemi Covid-19 termasuk saat mulai diterapkannya tatanan kehidupan era baru, okupansi kamarnya masih rata-rata di bawah 10 persen.
Sebelum pandemi, segmen pasar propertinya lebih kepada wisatawan Amerika dan Eropa. Saat ini pihaknya melakukan strategi marketing dengan menargetkan pasar yang ada di Bali terutama lokal dan ekspatriat serta wisatawan yang masih berada di Pulau Dewata. Produk dan harga disesuaikan dengan pasar tersebut. Namun, semua itu belum bisa menutupi biaya operasional setiap bulan. Oleh karena itu, pihaknya sangat berharap pandemi Covid-19 segara berlalu dan kunjungan wisman segera dibuka.
Hal senada juga diungkapkan oleh pemilik hotel dan vila bintang empat di kawasan Sanur, Denpasar, I Putu Agus Adi Putra. Meski telah berupaya maksimal menggarap pasar lokal, pihaknya belum mampu menutupi biaya operasional, sehingga harus menggunakan cadangan dana yang ada. Selama ini segmen pasar produknya lebih banyak Eropa khususnya Belanda. *wid