PEMENUHAN kebutuhan pokok sudah sangat sulit dilakukan oleh masyarakat selama pandemi Covid-19. Dengan demikian, kebutuhan tersier, khususnya perhiasan emas, sudah pasti tidak masuk hitungan. Pedagang emas pun harus mengatur strategi agar mampu bertahan.
Operational Manager Toko Emas Istana Kohinor, Lajuba Aiman mengatakan, penurunan penjualan dirasakan hampir 80 persen pada Maret lalu. Namun sejauh ini, belum ada tindakan untuk merumahkan karyawan. Pihaknya hanya mengatur sistem kerja, mengikuti jam operasional toko.
Selain itu, yang digencarkan adalah online market. Cara untuk menggaet pembeli dengan memberikan informasi informasi tentang harga emas dan menunjukkan model model yang up to date. “Selain memberikan informasi terbaru mengenai emas yang diproduksi, saya juga memberikan kemudahan lainnya. Seperti halnya bagi yang ingin membeli emas, tapi tidak ingin datang ke toko langsung, ada jasa antar dengan free ongkir daerah Denpasar. Bagi customer yang ingin membuat model emas sesuai dengan budget yang dimiliki, juga bisa di sini. Jadi, kami di sini menerima orderan by request,” ujar Lajuba Aiman.
Walaupun di awal pandemi harga emas sempat mengalami penurunan, namun beberapa bulan belakangan ini sudah mulai meningkat, sekitar 20 hingga 30 persen. Bahkan harga termahal dapat mencapai hampir Rp 1 juta per gramnya. Hal tersebut menunjukkan adanya kesempatan untuk menggaet customer dengan menawarkan investasi dalam bentuk emas.
“Saya bertahan di bisnis ini karena emas dapat digunakan sebagai ajang investasi. Harga emas memang tidak tentu, tapi dapat disimpan untuk jangka panjang. Selama pandemi ini, customer banyak mencari model yang polos. Jadi, seandainya terdapat penurunan harga tidak akan merosot terlalu jauh,” imbuhnya.
Dengan toko masih beroperasi di tengah pandemi, tentunya penerapan protokol kesehatan juga dimaksimalkan. Mulai dari penyediaan hand sanitizer dan penyemprotan disinfektan secara berkala. Fasilitas cuci tangan di luar toko juga disediakan serta wajib menggunakan masker bagi seluruh pegawai dan customer. Dengan penerapan yang disiplin, secara otomatis akan mengurangi kekhawatiran customer untuk berkunjung.
“Harapannya agar seluruh masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha mampu bersinergi untuk tertib menerapkan prokes. Untuk pemerintah, agar selalu di support UKM ataupun UMKM di Bali, terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini,” tutupnya. *git