DARI sekian industri yang terdampak akibat pandemi, pariwisata yang paling lumpuh. Usaha di bidang pariwisata pun harus berupaya keras untuk bertahan.
Chief Operating Officer (COO) Adiwana Hotel & Resort Suwamana Wahyu Putra mengatakan, situasi ini tidak memberikan pilihan apa pun, selain bertahan. Upaya untuk mampu berkibar di tengah badai pandemi bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Dari awal pandemi, pihaknya sudah melakukan berbagai penghematan untuk tetap menutupi biaya operasional hotel.
”Adiwana telah memiliki 28 hotel operating dan project. 17 hotel yang beroperasi, dan semenjak pandemi yang bisa dibuka hanya 9 hotel dari bulan Julu sampai sekarang. Kesempatan yang kami lihat tentunya ada pada wisatawan domestik dan ekspatriat. Untuk wisatawan domestik, geliat untuk berwisatanya masih ada dan secara psikologis, manusia perlu yang namanya liburan. Berpatokan dengan hal tersebut, tentunya kami harus mempertahankan eksistensi dengan mengubah arah market,” ujar Wahyu Putra.
Dia menyebut, semangat baru tumbuh kembali sejak Bali dibuka untuk wisatawan domestik. Sebelumnya, marketnya adalah Eropa, Amerika, Australia dan beberapa Asia. Namun, karena wisatawan mancanegara tidak memiliki izin untuk berlibur ke Bali, otomatis marketnya hilang, dan berorientasi ke market yang ada. Banyak juga kesempatan lain yang belum dilirik oleh pengusaha lainnya, di titik tersebut merupakan ajang bagi pelaku pariwisata untuk menunjukkan kreativitasnya.
“Dalam membangun bisnis ini, saya tidak sendiri. Ada tim yang selalu kompak dalam menunjukkan kebolehannya dalam dunia marketing. Fokus pada value proposition yang dimiliki sehingga menjadikan Adiwana seperti sekarang ini. Selain mengembangkan brand, kami berupaya memberikan bukti nyata kepada investor. Masa pandemi ini sangatlah tidak gampang, pada dasarnya akan terbantu dengan informasi dan komunikasi yang baik. Selama pemerintah, pengusaha dan masyarakat in line, semua akan kembali baik dengan cepat,” imbuh Wahyu Putra.
Chief Executive Officer (CEO) Adiwana Hotels & Resorts Adiguna Kusuma menambahkan mengenai strategi yang dilakukan untuk bertahan dan tetap eksis di masa pandemi. Namun, tetap saja performance dari 9 hotel yang dibuka tidak bisa disamaratakan.
“Kami fokus ke promosi-promosi yang dilakukan dan rajin melakukan review berkala setiap minggunya. Ada juga kalkulasi biaya yang diperhitungkan, sehingga biaya operasional tertutupi walaupun tidak 100 persen. Harapan kami juga tertuju kepada pemerintah, agar selalu memberikan support kepada usaha pariwisata secara finansial dan peraturan. Dan saya yakin, kondisi akan akan kembali ke situasi normal, jadi tetaplah semangat,” kata Adiguna. *git