PANDEMI Covid-19 yang sangat berdampak pada pariwisata di Bali memberi keterpurukan bagi pelaku usaha dibidangnya, terutama hotel, vila ataupun resort yang sudah 7 bulan kesulitan bernafas. Butuh kerja sama dan bantuan dari semua pihak untuk membuat pariwisata Bali bisa keluar dari keterpurukan ini.
Ni Putu Sawitri salah seorang owner resort di kawasan Ubud, Gianyar mengatakan keadaan ini sangat sulit. Semenjak pandemi Covid-19 melanda, okupansi resortnya yang selama ini memiliki target pasar lebih ke Eropa dan Amerika masih di bawah 10 Persen. Pemilik Om Ham Retreat and Resort Ubud ini mengaku untuk memenuhi operasional saja saat ini masih sangat jauh dari harapan. “Karena market yang kita miliki lebih banyak di Eropa dan Amerika sehingga untuk switching (mengalihkan) market saat seperti ini sangat membutuhkan waktu dan strategi yang baru. Jadi untuk memenuhi operasional itu sangat sulit,” ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Saat ini, kata Sawitri pihakanya telah melakukan strategi marketing dengan menargetkan pada pasar yang masih ada di Bali terutama lokal, dan expatriate serta wisatawan yang masih ada di Bali. Produk dan harga juga disesuaikan dengan pasar. Namun, semua itu belum bisa menutupi operasional setiap bulannya.
Sawitri mengatakan, pihak manajemen saat ini diharuskan untuk melakukan manajemen keuangan dengan sangat selektif agar dapat bertahan lebih lama. Seperti mengurangi jam kerja karyawan, namun diakuinya hingga saat ini belum ada karyawan yang dirumahkan.
Disinggung terkait dana cadangan untuk bencana darurat, dia mengaku memiliki working capital yang disisihkan dari laba setiap tahunnya. “Namun dengan situasi pandemi berkepanjangan seperti saat ini tentu cadangan dana tersebut tidak akan mencukupi untuk menutupi biaya operasional,” ungkapnya.
Sawitri mengatakan pariwisata saat ini sangat anjlok, kekuatan bertahan semakin lama akan semakin berkurang. Dengan itu, pihaknya meminta dukungan dari pemerintah serta setiap elemen masyarakat harus saling mendukung agar dapat melalui situasi ini dengan baik. *wid