Tabanan (bisnisbali.com) –Sempat turun tajam alias anjlok pada awal masa pandemi Covid-19 dengan berada di level Rp 110 ribu pada April 2020 lalu, kini harga jual salah satu hasil tangkapan laut nelayan di Kabupaten Tabanan sudah kembali normal. Pulihnya harga lobster ini lantaran Tiongkok sebagai konsumen terbesar telah membuka kembali keran impor pascadilanda pandemi Covid-19.
Pengelola usaha Tulus Lobster yang merupakan pengepul lobster di Yeh Gangga, Tabanan, Dewa Gede Ada Artana, Selasa (13/10) mengungkapkan, Oktober yang juga merupakan musim hujan jumlah produksi tangkapan lobster di tingkat nelayan di Pantai Yeh Gangga alami peningkatan dari sebelumnya. Biasanya, kondisi ini akan berlangsung hingga Desember nanti yang dibarengi juga dengan tangkapan ikan. Imbuhnya, saat ini rata-rata jumlah tangkapan nelayan lobster ini bisa mencapai 1-5 kg per hari.
“Kadang ada juga nelayan yang sama sekali tidak mendapat lobster, bahkan ada beberapa yang mengalami kerusakan alat tangkap akibat cuaca buruk belakangan ini,” tuturnya.
Jelas Dewa Gede, di tengah peningkatan tangkapan lobster ini, kondisi pendapatan nelayan juga sudah lebih baik dari sebelumnya khususnya pada saat pandemi Covid-19 lalu. Sebab, peningkatan tangkapan juga dibarengi dengan membaiknya harga jual lobster saat ini. Katanya, sejak diberlakukan new normal oleh Pemerintah Propinsi Bali harga jual lobster di tingkat nelayan juga mulai berangsur membaik, bahkan sempat mengalami lonjakan tinggi dan kembali turun ke posisi normal saat ini.
Sambungnya, membaiknya harga jual lobster ini dipicu selain disumbang oleh permintaan pasar di tingkat lokal, lonjakan harga juga dipicu oleh kembali normalnya permintaan ekspor lobster ke Tiongkok yang sudah terjadi sejak April 2020 lalu hingga saat ini. Akuinya, dibukanya kembali keran impor oleh Tiongkok membuat harga lobster yang sempat berada di level Rp 110 ribu per kg pada Maret (awal masa pandemi Covid-19), mulai April posisi harga lobster di tingkat nelayan mulai alami tren lonjakan.
Paparnya, mulai April 2020 lalu harga lobster di tingkat nelayan ini naik secara bertahap ke posisi Rp 260 ribu per kg, selang dua-tiga hari kemudian posisi harga tersebut kembali naik ke Rp 280 ribu per kg, kemudian per 1 Oktober 2020 harga lobster ini naik lagi ke level Rp 320 ribu per kg sekaligus menjadi harga tertinggi selama pandemi Covid-19. Akuinya, harga tertinggi lobster ini dipicu oleh adanya perayaan keagamaan di Tiongkok, sehingga berpengaruh pada peningkatan permintaan pasar akan lobster di Negara Tirai Bambu tersebut.
Setelah berada di posisi tertinggi sekaligus pacaperayaan keagamaan di Tiongkok, harga lobster di tingkat nelayan kembali turun secara bertahap hingga menyentuh posisi Rp 220 ribu per kg pada posisi saat ini. Akuinya, meski turun, saat ini posisi harga lobster di tingkat nelayan ini bisa dibilang posisi normal dan besar kemungkinan kisaran harga terakhir ini akan tetap bertahan hingga akhir tahun nanti. *man