Gianyar (bisnisbali.com) – Pandemi Covid-19 memang sempat membuat aktivitas sektor kerajinan tenun terhenti. Made Astawa, pengelola Tenun Sari Bhakti Ikat, Senin (5/10) mengatakan mulai Mei perajin Tenung Cagcag di Pejeng Kangin Tampaksiring mulai bangkit dan sampai saat ini eksis melayani pesanan, khususnya dari pasar Amerika.
Diungkapkannya, pesanan kerajinan Tenun Cagcag yang datang dari Amerika dalam bentuk tas, ikat pinggang dan hiasan baju wanita menggunakan bahan tenun cagcag. Pengerjaan pesanan tenun cagcag, banyak design datang langsung dari Amerika, namun pengerjaan masih menggunakan cara tenun tradisional.
Ia menjelaskan pasar ekspor masih sangat tertarik dengan produk tenun yang pengerjaannya secara tradisional. Pasar Amerika memandang kerajinan tenun cagcag ini memiliki nilai seni sangat tinggi.
Astawa memaparkan pemasaran tenun cagcag ke pasar ekspor antara lain dilakukan secara online. Ini juga memanfaatkan jasa para agen yang merupakan ekspatriat yang selama ini tinggal di kawasan Ubud.
Lebih lanjut dikatakanya, selama ini tenun cagcag juga banyak menggarap pasar Kanada. Akibat pandemi Covid-19, pesanan dari Kanada terlihat terhenti. Berkat Binaan Dekranasda Kabupaten Gianyar bersama Dekranasda Provinsi Bali tenun cagcag Tampaksiring kembali bangkit.
Diakuinya, dukungan para agen di Ubud, sangat membantu pengelola kerajinan tenun cagcag memperluas pasar saat masa pandemi Covid-19. Melalui langkah promosi secara virtual, tenun cagcag kini sudah menyasar pasar Jepang. “Saat ini sedang menunggu pesanan dari Jepang,” jelasnya. Astawa menambahkan dengan dukungan pasar luar negeri, Tenun Sari Bhakti Ikat bisa mempekerjakan kembali 25 tenaga kerja perajin tenun cagcag yang sebelumnya berasal dari berbagai profesi baik petani, pekerja pariwisata maupun ibu rumah tangga. Para perajin ini berasal dari Banjar Pesalakan Pejeng Kangin Tampaksiring. *kup