Tabanan (bisnisbali.com) –Pandemi Covid-19 yang belum usai ditambah kini dihadapkan pada ancaman resesi ekonomi memberikan dampak negatif terhadap perekonomian, tak terkecuali di sektor properti. Pada kuartal II/2020, penjualan properti bahkan turun drastis seiring jebloknya daya beli.
Namun demikian, para pengembang properti, termasuk pengembang rumah bersubsidi di Kabupaten Tabanan tetap optimistis sektor ini akan dilirik pasar. Optimisme tersebut didasari pada subsidi yang masih dikucurkan oleh pemerintah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Owner PT Rafika Abadi Utama, Bagio Utomo, S.H., Rabu (30/9) mengungkapkan, ancaman resesi ini memang menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku usaha di sektor properti. Sebab, properti merupakan kebutuhan sekunder dari kebutuhan masyarakat selama ini. Meski begitu, kondisi ini tetap disambut optimis, menyusul adanya kebijakan pemerintah pusat yang menggulirkan dana sekaligus penghapusan kuota untuk pembangunan rumah subsidi pada tahun ini.
“Bila tahun lalu ada batasan atau kuota untuk pembangunan rumah subsidi, maka tahun ini hal tersebut sudah dicabut. Artinya, ada berapa pun jumlah rumah subsidi yang dibangun, semuanya dibiayai oleh pemerintah, sehingga pergerakan ekonomi di sektor properti khususnya rumah subsidi ini tetap menggeliat,” tuturnya.
Jelas Bagio, bercermin dari kondisi tersebut para pengembang akan memanfaatkan peluang tersebut dengan berlomba-lomba membangun rumah subsidi, di mana potensi pangsa pasarnya masih berpeluang di tengah pandemi Covid-19 ini. Katanya, dengan dibanderol suku bunga 0,5 persen, maka potensi pasar rumah subsidi ini khususnya berlaku bagi konsumen selain yang bergerak di sektor pariwisata. Di antaranya, PNS, dan TNI/ Polri.
“Kalangan tersebut, kami rasa masih jadi peluang dari pangsa pasar penjualan rumah subsidi saat ini. Namun, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, potensi pasar kalangan tersebut memang tidak besar pada tahun ini,” ujarnya yang kini tengah mengembangkan 50 unit rumah bersubsidi di Kabupaten Jembrana.
Sambungnya, rata-rata untuk lokasi pengembangan rumah subsidi ini sebagian besar berada di daerah pinggiran kota dan harga unit untuk rumah subsidi sesuai patokan dari pemerintah adalah Rp 168 juta (sudah finishing). Sementara untuk luasan rumah bersubsidi di kisaran 75/80 per unit. *man