DI samping begitu banyak dampak negatif yang ditimbulkan, pandemi Covid-19 juga memberikan pembelajaran positif bagi sebagian orang. Salah satunya mampu membuka wawasan serta kemampuan berinovasi untuk tetap bertahan di tengah pandemi yang telah mengunjang perekonomian.
Seperti yang diungkapnya pria yang bernama I Wayan Nopa Ariawan. Pria yang sebelumnya aktif sebagai resort manager di kawasan Ubud dengan jam kerja sebulan penuh, kini hanya bekerja 8 kali dalam sebulan. Hal ini tentu memberikan pengaruh terhadap pendapatannya yang menurun drastis. “Dari sisi finansial memang terasa sekali dampaknya dari pandemi ini,” ujarnya.
Dalam kondisi seperti ini tentu memaksanya untuk menemukan alternatif lain sebagai penghasilan tambahan. Pria asal Sukawati, Gianyar ini pun mencoba berbisnis kuliner dengan menjual bacon (potongan daging babi) dalam kemasan.
Meski di tengah daya beli masyarakat yang sangat lemah saat ini, dia mengaku produk yang dijualnya mendapatkan respon yang postif dari masyarakat, karena dijual dengan harga terjangkau. Dipilihnya bacon dalam usaha kuliner dijalankannya, dengan alasan bacon bisa dikombinasikan dengan berbagai macam masakan. “Disamping itu peminat bacon di Bali cukup banyak,” terangnya.
Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, Nopa membuat kemasan dengan ukuran kecil, sehingga konsumen dengan budget minim tetap bisa menikmati produk yang dijualnya. Penjualan dilakukannya dengan mengoptimalkan promosi di media sosial. Demikian untuk menarik minat masyarakat, dirinya pun mengemas produknya dengan mesin serta mengajak tenaga kerja yang sesuai di bidangnya.
Menurutnya, banyak hikmah yang bisa diambil dari pandemi Covid-19 ini, yaitu mampu membuka wawasan untuk berpikir lebih terbuka terutama bagaimana cara untuk selalu hidup sehat dan teratur agar tidak sampai terkena virus corona ini. “Disamping itu kita juga bisa berpikir dan mencoba hal baru di luar profesi yang selama ini kita geluti, membuka peluang baru untuk membuka usaha sendiri,” imbuhnya. *wid