Denpasar (bisnisbali.com) -Pandemi Covid-19 memang sangat mengguncang perekonomian, terutama Bali yang 70 persen masyarakatnya bergantung pada pariwisata. Tidak hanya pelaku pariwisata yang terkena imbas, dampaknya juga terasa bagi musisi, pedagang termasuk petani.
Namun di tengah keterpurukan tersebut, tidak sedikit masyarakat yang banting setir untuk mampu bertahan. Berbagai ide, kreativitas dan inovasi pun berusaha dituangkan dalam beberapa kegiatan yang baru dijalaninya. Mulai dari pemilik homestay dan operator spa di 5 hotel berbintang di Bali Ni Nyoman Pujiarini yang kini beralih ke home care spa (spa rumahan) dan produksi spice scrub (boreh).
Sejak Maret lalu, usaha spa yang dimilikinya harus ditutup, mengingat hotel yang menaungi bisnisnya juga tutup di tengah pandemi Covid-19 ini. Untuk menyelamatkan tenaga kerjanya dari PHK, dia pun mencoba untuk membuka layanan spa yang melayani langsung ke rumah konsumen. Meski tidak berpenghasilan seperti sebelum pandemi, spa rumahan yang dibangunnya ini cukup membantu tenaga kerjanya untuk tetap bertahan. “Setidaknya ada penghasilan saja dulu, walaupun tidak seperti dulu,” ungkapnya.
Demikian juga terhadap industri boreh yang digelutinya saat ini. Dipilihanya boreh, karena produk ini berbahan rempah-rempah, sangat bagus digunakan untuk menjaga kesehatan selama pandemi. “Harga jualnya pun sangat terjangku yang membuat animo masyarakat tinggi,” ujarnya.
Hal serupa dilakukan salah seorang hotelier, I Wayan Yudianta yang kini membuka usaha buah segar. Di sela-sela kesibukannya mencari rupiah, dia juga menyempatkan diri untuk menjadi konsultan di beberapa tempat untuk pembuatan tempat usaha baru. Hal itu dilakukannya untuk membantu teman-temannya, agar sama-sama bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Musisi Jazz Astrid Sulaiman juga melakukan hal yang sama. Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, tidak ada event ataupun tempat reguler yang mampu memberikannya penghasilan. Terlebih dia dan suami adalah sama-sama seorang musisi, sehingga pendapatannya di tengah pandemi sangat tergoncang.
Untuk mampu bertahan di tengah pandemi ini, bersama sang suami ia kemudian membuat inovasi kuliner yang banyak dicari di masa pandemi yaitu sambal. Ada dua jenis sambal yang dijualnya yakni sambal bawang dan sambal ijo udang rebon.
Sementara itu, salah seorang Sales and Marketing Manager di sebuah hotel di Bali, Putu Ayu Widayanthi mengakui, dalam kondisi seperti saat ini membuatnya harus lebih pintar mengelola keuangan yang dimiliki dan masih tersisa. “Jadi, saat ini saya mengusahakan uang yang masih ada dipergunakan untuk mengembangkan usaha,” ungkapnya.
Dalam situasi saat ini yang hampir seluruh sektor pariwisata mengalami kesulitan dan berdampak pada kehidupan masyarakat, wanita asal Klungkung ini mengaku harus mampu lebih kreatif untuk mencari peluang baru dan menciptakan karya menarik untuk bisa lebih produktif. Banyaknya waktu senggang yang dimiliki dikarenakan mengalami pengurangan hari kerja, memberinya kesempatan untuk membantu usaha kecil yang dirintis oleh adiknya. *wid