’’Free Delivery’’ Selama Pandemi

BERBAGAI jenis bisnis mengalami keterpurukan selama pandemi Covid-19, dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun.

434
I Gede Permana Putra

BERBAGAI jenis bisnis mengalami keterpurukan selama pandemi Covid-19, dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun. Bisnis kuliner menjadi salah satu yang terdampak. Untuk itu, free delivery dijadikan strategi baru dalam berbisnis di tengah pandemi.

Seperti yang diutarakan pemilik restoran Babi Iga Bakar Permana, I Gede Permana Putra. Ia mengatakan, pihaknya masih mampu bertahan di tengah pandemi. Namun, penurunan pendapatan yang dirasakan cukup signifikan, sampai menyentuh angka 50 persen. Untuk itu, strategi yang dilakukan adalah free delivery di sekitar restoran. Strategi ini diambil lantaran banyak masyarakat yang khawatir untuk datang langsung ke restoran.

“Untuk menarik minat pembeli, kami memberikan kemudahan dalam bentuk free delivery. Jadi, pelanggan tidak perlu datang ke restoran, makanannya langsung dibawakan ke rumah tanpa biaya tambahan. Free ongkir ini berlaku bagi pelanggan yang bertempat tinggal tidak jauh dari restoran,” ujar Gede Permana.

Selain strategi free delivery, ada beberapa promo makanan yang diberikan. Melihat situasi ekonomi melemah, mematok harga tinggi tidak menjadi prioritas utama pebisnis. Kemampuan untuk bertahan lebih diperhatikan. Dengan poin utama biaya operasional masih bisa teratasi dan pegawai tetap bekerja.

Sejauh ini, bisnis kulinernya telah bekerja sama dengan 4 outlet, dengan menggunakan nama serta sistem yang sama. Setiap minggunya rutin diadakan test food di setiap outletnya untuk memastikan cita rasa makanannya sama. “Saya sudah bergelut dalam bisnis kuliner sejak 2014. Setelah 3 tahun, saya mulai membuka sistem dalam bentuk kerja sama pada teman-teman yang ingin membuka bisnis yang sama sampai sekarang. Dengan cara menyewa nama Babi Iga Bakar Permana, menyiapkan lokasi dan tempat, serta akan diberikan training khusus mengenai pengolahan makanannya. Mungkin ekspansinya akan dikerahkan lagi setelah pandemi,” imbuhnya.

Kendala dalam berbisnis pasti selalu ada. Terutama di bisnis kuliner yang bahan dasarnya adalah daging babi, sangat rentan terhadap isu. Untuk itu, cara pengolahan dagingnya dilakukan di tempat terbuka yang dapat langsung dilihat oleh customer. Tujuannya untuk meyakinkan customer, bahwa daging yang dimakan telah dimasak dengan baik.

Bukan hanya olahan babi yang terdapat di restoran ini. Ada pula olahan ayam dan menu menarik lainnya. Market yang dituju adalah lokal dan tidak menutup kemungkinan untuk memperluas market ke depannya. Intinya adalah menjaga kualitas makanan.

“Saran saya kepada seluruh masyarakat jangan sampai patah semangat. Hidup tidak pernah berhenti, roda terus berputar. Tetap berkreativitas. Kami dari babi iga permana siap menyambut anda dengan hidangan-hidangan menarik yang ada di sini. Kami menjamin protokol kesehatan sudah berjalan dengan optimal di restoran ini,” ucapnya. *git