Denpasar (bisnisbali.com) –Kalangan pelaku usaha di Bali berharap kondisi ekonomi yang belum juga membaik saat ini, pemerintah bisa memperpanjang pemberian stimulus. Dengan stimulus maupun relaksasi yang diperpanjang, pelaku usaha bisa kembali bangkit dan mampu mengembalikan iklim usaha di tengah ancaman krisis ekonomi.
Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bali, Pande Agus Permana Widura di Sanur, Senin (28/9) membenarkan adanya prediksi pengamat ekonomi yang menyebutkan bila terjadi krisis ataupun resesi ekonomi di kuartal ketiga 2020 maka akan rentan berimbas pada meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK). Utamanya bagi sektor pariwisata di Bali.
“Iya saya sependapat dengan itu. Dikarenakan saat ini uang di Bali tidak berputar. Kita tidak ada pemasukan lagi karena sektor pariwisata sangat mendominasi dari industri di Bali yaitu kurang lebih 78 persenan,” katanya.
Pande Widura menilai stimulus harus diperpanjang untuk menjaga pengusaha Bali dapat bertahan. Jangan sampai pengusaha Bali nanti menyerah dan akhirnya membiarkan aset mereka dibeli asing yang berakibat Bali hanya jadi penonton di negeri sendiri.
Ia pun berharap bank harus benar-benar memberikan stimulus yang tepat sasaran. “Perbankan haurs sadar betul, saat ini kami para pengusaha Bali tidak memiliki pemasukan sama sekali. Bahkan jika diberikan keringanan pembayaran kredit sekali pun kami sudah tidak mampu lagi,” paparnya.
Ia pun menyebutkan seperti diketahui untuk reformasi bisnis saat ini butuh waktu. Jadi dalam jangka pendek ini pelaku usaha sangat tergantung dengan pariwisata. Oleh sebab itu, jalan satu-satunya hanya bisa pasrah menunggu vaksin.
“Saya berharap pemerintah baik pusat dan daerah bisa mengutamakan vaksin bagi orang-orang yang mau berlibur ke Bali. Dengan begitu orang akan berbondong- bondong ke Bali mengingat setiap yang datang ke Pulau Dewata mendapatkan vaksin,” imbuhnya.
Tentunya, kata Pande Widura, setelah vaksin itu dibagikan kepada tenaga medis dan kaitannya. “Serta saya berharap fasilitas rumah sakit di Bali agar ditambah lagi karena pemberitaan terkait banyaknya rumah sakit Covid-19 yang sudah terisi tentunya sangat berdampak kepada wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Seribu Pura ini,” ucap pria yang sebelumnya sebagai Ketua DPD REI Bali ini.*dik