DALAM pandemi Covid-19, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mesti menunjukan komitmen sinergi bersama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ketua DPK Perbarindo Badung, Agus Prima Wardana mengatakan selain membantu kredit penguatan modal, BPR memberikan relaksasi kredit dan bantuan peduli Covid-19 kepada masyarakat dan UMKM yang terdampak.
Lanjut dia, DPK Perbarindo Badung bersama BPR-BPR di Kabupaten Badung secara bergotong royong dengan kekuatan penuh berupaya menghadapi semua masalah yang muncul saat pandemi Covid-19. Seperti penguatan likuiditas BPRÂ dengan cash ration BPR minimal 10 persen sesuai himbau OJK saat pandemi Covid-19.
Agus Prima menjelaskan BPR di DPK Badung juga membantu para nasabah khususnya debitur terdampak Covid-19. Pemberian keringanan kepada debitur BPR ini mengikuti ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.11/POJK.03/2020 terkait Stimulus Dampak Covid-19.
BPRÂ di DPK Badung telah menyalurkan 8 ton beras , mie instan dan minyak goreng yang dikemas lebih dari 1500 paket sembako untuk Krama Badung.
Agus Prima menegaskan dalam kondisi pandemi Covid-19 semua BPR harus bisa membuktikan mereka sebagai bank yang sehat. Ini bagian dari tugas BPR yang harus mampu melakukan penguatan likuiditas dalam pandemi Covid-19
BPR wajib menyediakan cadangan likuiditas sebagai bagian cash ratio. Cadangan likuiditas minimal 10 persen dari total DPK. Cadangan likuiditas bisa dalam bentuk uang tunai maupun giro.
Menurutnya, dalam pandemi Covid-19, BPR mesti fokus menggarap sektor UMKM. BPR mesti tetap meningkatkan pelayanan kepada sektor UMKM.
Agus Prima Wardana meyakini dengan pelayanan yang prima masyarakat dan UMKM tetap loyal menggunakan produk produk BPR. Kemudahan layanan juga bisa diakses mengguanakan TI dan bisa bersaing di era digitalisasi. *kup