Denpasar (bisnisbali.com) –Memasuki triwulan III/2020, kinerja investasi di Bali diprakirakan sedikit membaik, tercermin dari Likert scale investasi dari hasil liaison yang menunjukkan peningkatan. Selain itu kinerja ekspor di daerah ini mengindikasikan perbaikan sebagaimana tercermin pada melandainya kontraksi pertumbuhan keberangkatan kargo internasional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Trisno Nugroho di Sanur, Senin (21/9) menjelaskan investasi Bali pada triwulan II 2020 memang menunjukkan penurunan. Hal ini tercermin dari realisasi Domestic dan Foreign direct investment (DDI dan FDI) serta impor barang modal.
“Kendati demikian memasuki triwulan III, kinerja investasi diprakirakan sedikit membaik. Di samping itu, terjadi peningkatan optimisme pelaku usaha dimana terdapat peningkatan rencana investasi pada triwulan III 2020,” katanya.
Berdasarkan persepsi industri terhadap tatanan kehidupan baru, diakui, 31,4% responden berencana melakukan merealisasikan rencana investasi di triwulan III 2020. Begitupula terkait kinerja ekspor. Setelah mengalami kontraksi pada triwulan lalu, kinerja ekspor mengindikasikan perbaikan. Sejalan dengan hal tersebut, kontraksi impor juga melandai dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
Berdasarkan data komoditas unggulan ekspor Bali sampai dengan Juli 2020 terbagi beberapa produk. Pertama ikan dan udang mencapai 63,8 juta dolar (24,5%). Kedua pakaian jadi 36,2 juta dolar (13,9%). Ketiga perhiasan/permata 34,2 juta dolar (13,2%). Keempat kayu, barang dari kayu 20,5 juta dolar (7,9%) dan kelima perabot, penerangan 15 juta dolar (5,8%)
Negara tujuan ekspor Bali sampai dengan Juli 2020 di antaranya Amerika Serikat 81,7 juta dolar (31,4%), Australia 18,4 juta dolar (7,1%), Jepang 16,6 juta dolar (6,4%), Singapura 14,7 juta dolar (5,7%) dan Tiongkok 13,8 juta dolar (5,4%)
Sementara itu untuk komoditas unggulan impor sampai dengan Juli 2020 yaitu mesin dan peralatan listrik 13,8 juta dolar (21,6%), mesin & pesawat mekanik 9 juta dolar (14,1%), barang-barang dari kulit 6 juta dolar (9,4%), minyak atsiri 4,1 juta dolar (6,4%) dan perhiasan/permata 3,9 juta dolar (6,2%). Negara asal impor sendiri berasal dari Hong Kong 14,1 juta dolar (22,1%), Tiongkok 12,5 juta dolar (19,5%), Amerika Serikat 12,5 juta dolar (19,5%), Singapura 6,5 juta dolar (10,2%) dan Australia 3,9 juta dolar (6,2%). *dik