Gianyar (bisnisbali.com)-Resesi ekonomi menghantui negara-negara di dunia, termasuk Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Ketua DPK Perbarindo Kabupaten Gianyar, Made Sarwa Kamis (17/9) mengatakan resesi ini berdampak penurunan sektor pariwisata Bali dan menurunkan kemampuan debitur membayar angsuran kredit.
Diungkapkannya, penurunan aktivitas ekonomi sudah berlangsung selama berbulan-bulan. Ini meningkatkan pengangguran, penurunan penjualan ritel akibat penurunan daya beli masyarakat.
Sarwa menjelaskan di antara debitur memang betul terdampak pandemi Covid-19. Karena banyaknya utang dan kehilangan pendapatan debitur tidak mampu membayar angsuran kredit sesuai perjanjian kredit yang telah ditandatangani.
Menurutnya, kondisi ini bisa dilihat saat memasuki perayaan Galungan dan Kuningan debitur yang melakukan pembayaran angsuran kredit mengalami penurunan. Ini mengingat kondisi pandemi Covid-19 debitur mengalami penurunan kemampuan dalam membayar angsuran kredit.
Kondisi tersebut sudah disikapi BPR dengan pemberian kebijakan relaksasi kredit sesuai ketentuan POJK 11. Debitur diberikan keringan pembayaran angsuran kredit antara lain melalui program restrukturisasi kredit.
Direktur BPR Gianyar ini menyampaikan jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan ini BPR fokus layanan penempatan dana pihak ketiga baik tabungan maupun deposito. BPR juga siap memenuhi kebutuhan masyarakat yang melakukan penarikan tabungan harian maupun tabungan program untuk pemenuhan kebutuhan hari raya.
Menurutnya, untuk pemenuhan kebutuhan tarik setor tabungan BPR selalu siap dalam penyediaan likuiditas yang aman. DPK yang dihimpun memasuki hari raya ini juga digunakan untuk memperkuat likuiditas.
Made Sarwa menambahkan dalam pandemi Covid-19 BPR diwajibkan memiliki cash ratio 10 persen. ” Khusus jelang Hari Raya Galungan, BPR di Gianyar mengkondisikan cash ratio di atas 10 persen,” ucapnya. *kup