Mangupura (bisnisbali.com)-Meski telah dibukanya kunjungan wisatawan lokal dan nusantara, ternyata belum mampu memberi nafas bagi pariwisata Bali secara menyeluruh. Sebagain usaha di sektor pariwisata masih belum ada pergerakan, seperti halnya penyewaan (rental) papan selancar. Bahkan omzetnya turun hingga 99 persen.
Salah seorang penyedian jasa rental papan selancar di Pantai Kuta, Yusuf saat ditemui belum lama ini mengatakan, dampak Covid-19 masih dirasakan. Usahanya belum ada pergerakan hingga saat ini. Pemilik Dewaves Surf ini mengaku sebelum pandemi dalam sehari tak kurang dari 15 papan selancar ia mampu sewakan. Namun belakangan, dalam waktu seminggu ada yang menyewa satu papan selancar saja dirinya mengaku sudah beryukur. “Saya mulai beroperasi lagi sejak 10 Juli 2020 lalu dari jam 07.00 Wita hingga 18.00 Wita,” ucapnya.
Pria asal Medan, Sumatra Utara ini sudah menggeluti jasa penyewaan papan selancar sejak 14 tahun silam. Dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan saat ini bagi usaha yang dia lakoni. Diakuinya, di tengah pandemi ia mengalami penurunan omzet hingga 99 persen, dan tidak ada pendapatan lain selain usaha tersebut. “Tidak ingin mencoba usaha lain, masih bertahan dulu pada usaha ini,” lanjut bapak satu anak ini.
Ia yang selama ini mengajak lima orang tenaga dan kini hanya tinggal satu saja bersamanya. Bukan dirumahkan atau putus hubungan kerja (PHK), menurut pria kelahiran 1990 ini, empat rekan lainnya sementara ini memilih untuk pulang kampung. “Saya tidak melakukan itu, sementara mereka meminta untuk pulang kampung karena wisatawan sepi,” terangnya.
Hampir 4 bulan Pantai Kuta tidak diwarnai para surfer yang melenggang di atas deburan ombak, ia bahkan sangat rindu dengan suasana sebelumnya. Dirinya mengaku pasrah dan mencoba ikhlas dalam keadaan ini.
Terkait tatanan kehidupan era baru, Yusuf pun sudah menerapkannya guna ikut mencegah penyebaran Covid-19. Ia juga berharap pandemi ini segara berlalu dan secara khusus keran pariwisata Bali segara dibuka kembali. “Semoga segera pulih pariwisata dan kehidupan di Bali,” harapnya. *wid