Denpasar (bisnisbali.com) –Di tengah pandemi Covid-19 yang berpengaruh pada perekonomian membuat masyarakat mencari alternatif pendapatan baru dengan melirik investasi di pasar modal. Kondisi ini secara tidak langsung menggairahkan kinerja pasar modal dan munculnya investor baru.
“Adanya PSBB, pengurangan jam kerja bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK) membuat masyarakat mencari sumber income baru atau mencari instrumen baru yang bisa dilakukan secara WFH. Jawabannya banyak yang melirik investasi di pasar modal,” kata Remaiser Kemitraan RHB Sekuritas, Tjokorda Agung Nata Arimbawa di Renon, Kamis (10/9) kemarin.
Menurutnya, secara garis besar pun di sini pasar modal Indonesia sangat berperan untuk menyediakan instrumen tersebut, baik jangka pendek maupun panjang tergantung tujuan masing-masing investor berinvestasi. “Di pasar modal, investasi juga tidak hanya saham karena ada reksadana juga,” terangnya.
Terbukti investor retail juga pertumbuhannya cukup pesat karena WFH. Pandemi Covid-19 malah transaksi tumbuh, untuk investor baru untuk jangka pendek. Selain itu, karena investasi menjanjikan mengingat perusahaan yang bagus sangat terdiskon.
Tjokorda Agung Nata Arimbawa mengatakan, transaksi pasar saham cukup mengalami peningkatan dari Mei, di mana investor cukup antusias dan memiliki optimisme yang cukup tinggi terkait vaksin Covid-19 yang direncanakan produksi tahun 2021 yang notabene menguntungkan saham farmasi.
“Di sisi lain investor mulai menahan diri kembali ketika ekonomi Indonesia terkontraksi dan kuartal III sudah dipastikan mengalami penurunan kembali. Namun, harapan tetap terjaga di sektor perbankan dan telekomunikasi,” katanya.
Ia menilai, beberapa saham masih menarik untuk dipilih di tengah kondisi saat ini. Meskipun saham TLKM masih downtrend, ia melihatya masih cukup prospek untuk jangka panjang dikarenakan adanya jaringan baru yaitu 5G. Begitu pula untuk sektor perbankan dipercaya masih cukup baik dengan terbuktinya bank-bank masih mencetak laba seperti BBNI, BMRI dan BBRI.
“Untuk saham tidak ada yang signifikan dikarenakan memang adanya kekawatiran kembali terhadap peluasan Covid-19 di Indonesia. TOWR, TLKM, MYOR, BBNI, BMRI bisa menjadi andalan investor,” sarannya.
Diakuinya, yang perlu diperhatikan di sektor retail yang mendapatkan dampak paling signifikan dirugikan karena tingkat konsumtif masyarakat menurun. Sementara terkait isu, paling hangat masih kewaspadaan investor terhadap penyebaran dan vaksin Covid-19 adanya spekulasi di saham farmasi. Selain itu, di global adanya penurunan permintaan batubara dan ketegangan AS dan Tiongkok kembali bergulir. *dik