Rabu, Oktober 30, 2024
BerandaagroagroBawang Merah Super Philip Panen Perdana di Denpasar

Bawang Merah Super Philip Panen Perdana di Denpasar

Bawang merah jenis super philip yang ditanam oleh para petani di Subak Sidakarya bersama para warga terdampak Covid-19 telah panen perdana pada Jumat (4/9) kemarin.

Denpasar (bisnisbali.com) – Bawang merah jenis super philip yang ditanam oleh para petani di Subak Sidakarya bersama para warga terdampak Covid-19 telah panen perdana pada Jumat (4/9) kemarin. Panen perdana pun diikuti oleh Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar  Ny. I.A. Selly Dharmawijaya Mantra.

Perbekel Desa Sidakarya Wayan Rena saat ditemui pada kegiatan tersebut mengatakan, penanaman bibit unggul bawang merah ini tercetus dari ide Wali Kota Denpasar dalam ketahanan pangan di masa pandemi ini. Dijelaskannya, Desa Sidakarya bersama para petani dan para pekerja yang terdampak covid dan dirumahkan mulai meminjam lahan kosong dengan sistem bagi hasil untuk menanam bawang merah unggul.

Dengan lahan seluas 1 hektar ini selanjutnya ditanam bibit bawang merah yang  merupakan bantuan dari Dinas Pertanian Kota Denpasar. Kedepanya, pihaknya mengaku juga akan menanam jenis bawang putih unggul dan beberapa jenis sayuran.

“Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatian Bapak Wali Kota Denpasar dan Dinas Pertanian di dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 ini.  Dalam kegiatan ini, mulai dari mengolah lahan, menanam, perawatan sampai panen juga mendapat pembinaan dari Kodim 1611/Badung,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Rai Mantra menjelaskan, di masa pandemi Covid-19 saat ini memberikan dampak serius bagi perekonomian dan kesehatan masyarakat. Untuk itu pihkanya mengapresiasi petani yang tergabung dalam subak yang tidak lain merupakan mantan pekerja hotel, guru dan yang lainnya. Kegiatan menanam pada lahan seluas 1 hektar ini dengan perkiraan harga jual  sekitar Rp15.000 hingga Rp20.000 per kg,  diprediksi sekali panen sudah mampu menghasilkan sekitar Rp300 juta dalam kurun waktu dua bulan.

“Ini merupakan suatu inovasi yang luar biasa dalam masa pendemi ini, apa lagi ini merupakan petani  gabungan pekerja yang terdampak Covid-19.  Mudah-mudahan ini bisa menjadi percontohan dan diikuti oleh para petani dan desa desa lainya di Denpasar dengan pemanfaatan lahan kosong tentunya,” ujar Rai Mantra. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer