Gianyar (bisnisbali.com) –Sejak pandemi Covid-19 harga emas terus mengalami peningkatan. Saat ini harganya telah mencapai Rp 940.000 per gram. Kenaikan harga emas yang terus berlangsung ini membuat para perajin tidak berani membuat stok perhiasan.
Salah seorang perajin di Celuk, Sukawati, Gianyar, Ni Putu Sudiadnyani saat ditemui, Jumat (28/8) kemarin, mengatakan, saat ini pihaknya hanya memproduksi pesanan dikarenakan harga emas yang tinggi. “Kalau ada order baru kita kerjakan. Kalau tidak, kami tidak berani menyediakan stok,” ungkapnya.
Demikian Owner Bara Silbee ini mengatakan, permintaan perhiasan sangat minim dalam situasi di tengah pandemi Covid-19. Tingginya harga emas tentu sangat berpengaruh terhadap produksi, ditambah pembelian menurun menjadi kendala baginya.
Selain emas, harga perak juga dikatakannya naik yang saat ini mencapai Rp 12.000 per gram dari sebelumnya Rp 8.000 per gram. Hal ini pun menambah keterpurukan di tengah pandemi.
Kenaikan harga emas juga diakui oleh Kepala Pegadaian Cabang Denpasar Suharyono. Per Jumat (28/8) kemarin, harga emas di Pegadaian berkisar di atas Rp 950.000 per gram untuk harga jual. Sementara harga beli berkisar Rp 940.000 per gram.
Kenaikan harga emas telah terjadi sejak awal pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh beralihnya investasi kepada sektor riil. “Di tengah pandemi para pemegang saham mengkhawatirkan keadaan yang mungkin saja terjadi di pasar saham. Hal ini membuat banyak yang mengalihkan ke sektor riil yaitu emas,” terangnya. *wid