Denpasar (bisnisbali.com)-Di masa pandemi Covid-19, transaksi gadai khususnya di Denpasar mengalami lonjakan hingga 20 persen dibandingkan sebelum pandemi. Selain untuk keperluan modal usaha, lonjakan transaksi gadai juga dipengaruhi tingginya harga emas saat ini.
Kepala Pegadaian Cabang Denpasar Suharyono saat ditemui, Kamis (27/8), mengatakan, peningkatan transaksi gadai sudah mulai terjadi sejak Maret lalu. Transaksi didominasi oleh pelaku usaha yang masih menjalankan usahanya dan kesulitan untuk akses kredit di Bank. “Saat ini perbankan tidak menyalurkan kredit. Sehingga nasabah yang usahanya tidak terdampak pandemi Covid-19 memilih untuk memanfaatkan gadai saat ini,” jelasnya.
Selain itu, tingginya minat masyarakat (nasabah) untuk melakukan gadai, dipengaruhi oleh kenaikan harga emas yang terjadi saat ini. “Jaminan yang nasabah miliki yang misal sebelumnya nilai gadainya Rp 1 juta saat ini bisa mencapai Rp 1,5 juta, itu kita informasikan, kalau mau diambil kita berikan. Jadi nilai yang diterimanya lebih banyak, sehingga modal yang didapatkan untuk usaha yang dijalani tentu lebih banyak,” ujarnya.
Terkait pembayaran, Suharyono mengatakan, pembayaran terkait gadai lancar. Namun untuk program non-gadai dikatakannya ada sedikit kontraksi. Seperti program fidusia yang diperuntukan untuk program kredit usaha dengan jaminan. “Itu program khusus untuk usaha. Dalam kondisi seperti saat ini kita tahu sektor usaha menurun, jadi kami berikan restrukturisasi kepada nasabah,” jelasnya.
Disinggung soal transaksi jelang Galungan dan Kuningan, kata dia, masih belum menunjukkan pergerakan. Mengacu dari momen hari raya Galungan dan Kuningan sebelumnya, memang tidak terjadi peningkatan yang siginifikan baik transaksi gadai ataupun tebus. “Paling banyak 10 persen. Karena di Denpasar masyarakat yang heterogen, jadi tidak terasa lonjakannya tidak begitu nampak jelang hari raya,” terangnya.
Jelang hari raya, baik gadai atau pun tebus biasanya ada kenaikan meski tidak banyak. Penebusan dilakukan karena barang biasanya digunakan jelang hari raya. Sedangkan gadai lebih banyak dilakukan oleh masyarakat yang memiliki usaha terkait kebutuhan hari raya, sehingga membutuhkan modal yang lebih. *wid