Denpasar (bisnisbali.com) –Praktisi ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undiknas University, Dr. Agus Fredy Maradona menyatakan, prediksi pemerintah memang pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga ini kisaran -2% sampai dengan 0%. “Jadi, sebagus-bagusnya kondisi perekonomian di kuartal ketiga ini, masih sangat sulit untuk mencatatkan pertumbuhan positif,” katanya di Renon, Kamis (27/8) kemarin.
Wakil Rektor IV Undiknas University ini mengatakan, untuk menghindari skenario terburuk di kuartal ketiga ini, semua pihak mesti berperan semaksimal mungkin, baik sektor swasta, pemerintah, maupun masyarakat (konsumen). Di kondisi saat ini, pemerintah bisa menjadi pemicu perbaikan kondisi ekonomi melalui belanja pemerintah. Artinya, pemerintah hendaknya mempercepat belanja barang.
Selama pandemi ini banyak belanja barang dan jasa yang tidak bisa dilaksanakan oleh pemerintah, misalnya perjalanan dinas, pertemuan, kegiatan-kegiatan seperti workshop dan semacamnya. “Oleh karena itu, mengingat sekarang sudah dimulai era new normal, sudah semestinya pemerintah tidak lagi menahan belanja barang dan jasa,” ujarnya.
Di pihak masyarakat (konsumen), menurut Agus Maradona, sebaiknya masyarakat tidak lagi menahan atau menunda konsumsi, khususnya masyarakat yang memiliki daya beli. Sementara bagi masyarakat yang daya belinya belum pulih, pemerintah sebaiknya dengan mempercepat pemberian bantuan sosial bagi kelompok masyarakat ini agar bisa memicu konsumsi dari mereka.
Ia pun menekankan sekali lagi pada percepatan belanja pemerintah, mengingat instrumen lain untuk menghindari resesi telah dilaksanakan, misalnya penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral. Termasuk, tumpuan utama keseluruhan aktivitas perekonomian Indonesia saat ini adalah pasar domestik. Hal ini mengingat ekspor belum bisa bangkit dan pariwisata untuk wisatawan luar negeri juga belum dibuka (ditunda dari rencana awal). ”Oleh karenanya, tumpuan kita adalah pasar domestik. Termasuk juga investasi, tumpuannya adalah investor domestik,” paparnya.
Harapannya, pelaku usaha yang sempat menunda aktivitas investasinya tidak lagi melakukan hal tersebut. Justru jika investasi bisa dikebut di kuartal ketiga ini, bisa menjadi salah satu strategi untuk menghindari atau mengurangi tingkat keparahan resesi. Terlebih fasilitas bagi pelaku usaha telah diberikan, misalnya insentif perpajakan, suku bunga yang rendah.*dik