Daya Beli Masyarakat Turun, Pengaruhi Penghimpunan DPK

Praktisi perbankan menilai turunnya daya beli masyarakat di tengah pandemic covid-19 saat ini membawa pengaruh nyata kepada kinerja perbankan.

199

Denpasar (bisnisbali.com) –Praktisi perbankan menilai turunnya daya beli masyarakat di tengah pandemic covid-19 saat ini membawa pengaruh nyata kepada kinerja perbankan. Salah satunya terpengaruhnya lembaga keuangan untuk menghimpun dana pihak ketiga (DPK).
Seperti dikatakan Dirut BPR Kas, N. Rio Christian di Renon, Rabu (26/8).
“Kondisi saat ini secara perlahan khususnya Bali, daya beli masyarakat menurun, akibat pendapatan masyarakat menurun. Keadaan ini terjadi karena Bali tergantung akan sektor pariwisata,” katanya.

Hal ini, diakui Rio, tidak bisa dipungkiri memberi pengaruh bagi lembaga keuangan untuk mengumpulkan dana masyarakat seperti tabungan. Kendati demikian, untuk deposito masih produk menarik bagi masyarakat untuk diversifikasi investasi.
Sementara dalam penyaluran kredit, lembaga keuangan diakuinya masih menyalurkan kredit. Namun lebih selektif, melihat sektor usahanya.
“Bank ke depan tetap akan mengucurkan kredit, namun lebih selektif dan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Serta bank akan menjaga likuiditasnya dengan baik,” ujarnya.

Lembaga perbankan pun saat ini, membantu para pelaku usaha dengan memberikan program restrukturisasi dan relaksasi terkait fasilitas kredit. Hal ini sesuai dengan aturan POJK 11 tahun 2020. Lebih lanjut Rio menerangkan kalangan perbankan masih optimistis penyaluran kredit di daerah ini masih bertumbuh meski dibayangi pandemi covid-19. Menyasar sektor UMKM penyaluran kredit masih bergerak positif.
Sektor UMKM masih menjadi pilihan bank dalam penyaluran kredit. Sampai saat ini, pengajuan pinjaman masih dilakukan oleh lembaga BPR, sejalan dengan anjuran pemerintah untuk mensupport pelaku UMKM. Namun proses yang dilakukan lebih prudent, sehingga penyaluran kredit tepat sasaran dan tepat penggunaan.
“Untuk di BPR Kas di tengah kondisi pandemi covid-19, semuanya masih terkendali dan semua parameter terjaga baik,” paparnya.

Berdasarkan data triwulan I, diakui, pertumbuhan kredit mencapai 13 persen atau mencapai Rp97,7 miliar dibandingkan 2019 mencapai Rp86,4 miliar. Begitupula dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 24 persen yaitu mencapai Rp123,2 miliar dari 2019 di kisaran Rp99,7 miliar. Di tengah covid-19, aset juga bertumbuh 22 persen di kisaran Rp159,3 miliar dari 2019 mencapai Rp130,3 miliar. Kinerja lainnya CAR mencapai 27,19 persen, NPL 3,84 persen, ROA 1,52 persen dan ROE 4,13 persen.
Ia pun menyampaikan hingga saat ini kondisi transaksi di bank masih berjalan normal. Lembaga perbankan dan ekosistemnya, telah mengantisipasi kondisi pandemi covid-19 dengan menguatkan likuiditas. Dengan penguatan likuiditas ini diharapkan masyarakat tidak panik, karena simpanannya di jamin LPS.*dik