Denpasar (bisnisbali.com) –Animo masyarakat Bali untuk memiliki uang khusus kemerdekaan Rp75.000 tergolong sangat besar. Berdasarkan data hingga 25 Agustus 2020, total jumlah penukaran secara individu maupun kolektif menembus 1.290 bilyet.
“Antusias masyarakat di daerah ini bisa dikatakan relatif besar untuk memiliki UPK 75 Tahun RI setelah dibukanya periode pemesanan sejak 17 Agustus 2020,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho di Renon, Rabu (26/8).
Ia mengatakan tingginya minat masyarakat menukarkan uang baik secara individu maupun kolektif. Secara individu hingga 25 Agustus 2020 mencapai 546 bilyet sedangkan kolektif 744 bilyet. Ia pun menyampaikan besarnya antusias masyarakat untuk memiliki uang Rp75 ribu, BI membuka layanan penukaran uang rupiah khusus dalam rangka peringatan HUT ke-75 RI secara kolektif. Permohonan penukaran uang secara kolektif ini bisa dilakukan melalui aplikasi https://pintar.bi.go.id.
Hal ini merupakan wujud komitmen BI dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar proses pemesanan dan penukaran lebih cepat dan aman. Terdapat 4 persyaratan bagi masyarakat yang akan melakukan pemesanan dan penukaran UPK 75 Tahun RI secara kolektif, yaitu Warga Negara Indonesia, memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), minimal mewakili 17 orang dan satu KTP hanya berlaku untuk satu lembar UPK 75 RI.
“BI mengimbau masyarakat yang akan melakukan penukaran di seluruh kantor BI untuk tetap menjalankan protokol covid-19,” sarannya.
Bank sentral pun menegaskan UPK 75 RI dicetak terbatas, hanya ada 75 juta lembar. Terbatasnya pencetakan membuat uang rupiah khusus ini makin rentan dipalsukan. Cetakan telah dilengkapi unsur pengaman teknologi tinggi terbaru dan bahan kertas yang lebih tahan lama. Inovasi ini ditujukan agar rupiah semakin dikenali ciri keasliannya, nyaman dan aman digunakan, serta lebih sulit dipalsukan.
Ciri-ciri UPK 75 RI yaitu di bagian muka terdapat gambar utama Pahlawan Nasional Dr. (H.C.) Ir. Soekarno – Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta. Gambar bunga Anggrek Bulan yang di dalamnya berisi logo BI yang akan berubah warna dan memiliki efek gerak dinamis apabila dilihat dari sudut pandang berbeda. Hasil cetak juga akan terasa kasar apabila diraba pada bagian gambar utama pahlawan, dan tulisan nominal tujuh puluh lima ribu rupiah pada sisi muka uang. Terdapat tanda air berupa gambar Pahlawan Nasional Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta serta electrotype berupa angka “75” yang dapat diterawang dan gambar saling isi (rectoverso) dari logo Bank Indonesia yang dapat dilihat secara utuh apabila diterawangkan ke arah cahaya. Hasil cetak yang memendar dalam 1 atau beberapa warna apabila dilihat dengan sinar ultraviolet berupa gambar pengibaran bendera pada peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945, gambar motif songket yang berasal dari daerah Sumatera Selatan dan jembatan Youtefa Papua.
Sementara bagian belakang gambar anak Indonesia menggunakan pakaian adat daerah. Nomor seri yang meliputi 3 huruf dan 6 angka. Hasil cetak yang terasa kasar apabila diraba pada bagian anak Indonesia, peta Indonesia dalam bola dunia, dan tulisan “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik
Indonesia Mengeluarkan Rupiah Sebagai Alat Pembayaran Yang Sah Dengan Nilai Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah”.
Selanjutnya tanda air berupa gambar Pahlawan Nasional Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Dr. (H.C.) Drs. Mohammad Hatta serta electrotype berupa angka “75” yang dapat diterawang. Gambar saling isi (rectoverso) dari logo Bank Indonesia yang dapat dilihat secara utuh apabila diterawangkan ke arah cahaya dan hasil cetak yang memendar dalam 1 (satu) atau beberapa warna apabila dilihat dengan sinar ultraviolet berupa gambar motif tenun Gringsing yang berasal dari Bali, angka “75000”, angka “75”, bidang persegi empat yang berisi tulisan “NKRI”; dan nomor seri yang meliputi 3 huruf dan 6 angka.
“Dapat dipastikan uang Rp75 ribu susah dipalsukan,” tegasnya. *dik