Denpasar (bisnisbali.com) –Meski telah dibuka sejak 9 Juli lalu, kunjungan di Museum Bali, Denpasar belum menunjukan pergerakan yang signifikan. Saat ini kunjungan lebih dimanfaatkan oleh masyarakat yang mencari objek dalam pengambilan gambar dengan angka kunjungan yang relatif rendah.
Kepala UPTD Museum Bali, Wayan Andra Setpawan ditemui, Senin (24/8) mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 selain wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan domestik (wisdom), Museum Bali juga menjadi salah satu tempat favorit untuk melakukan pengambilan foto, terutama foto pre wedding. Di samping itu, kunjungan pelajar khususnya anak-anak TK dan PAUD juga meramaikan museum yang memajang benda-benda pada zaman pra sejarah ini.
Namun, saat ini memasuki adaptasi tatanan kehidupan era baru (new normal) kunjungan, dikatakan Wayan Andra, masih sangat jauh dari sebelum pandemi. “Saat ini kunjungan hanya dimanfaatkan untuk pengambilan foto pre wedding dan itu tidak banyak. Bahkan dalam sehari bisa tidak ada,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diberikan, total kunjungan pada bulan Juli hanya mencapai 47 kunjungan. Jumlah tersebut lebih sedikit dari rata-rata kunjungan per hari saat sebelum pandemi.
Demikian Wayan Andra mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 saat ini pihaknya tentu menjalankan protokol kesehatan. Dimulai dengan pengukuran suhu pengunjung, penyediaan wastafel dan sabun, penggunaan fice shield oleh penjaga serta penyemprotan disinfektan secara rutin 2 kali seminggu.
Disinggung soal tarif pengunjung, dia mengatakan masih tetap pemberlakuan tarif lama yaitu Rp50.000 per orang untuk wisman dan Rp25.000 per orang untuk wisdom dewasa. Sementara untuk anak-anak Rp25.000 per orang untuk wisman dan Rp10.000 per orang untuk wisdom. *wid