Kamis, Oktober 31, 2024
BerandaBaliProgram ASN Peduli Tabanan, Serap Produksi Kopi Petani 1,5 Ton Per...

Program ASN Peduli Tabanan, Serap Produksi Kopi Petani 1,5 Ton Per Bulan  

Program ASN Peduli di Kabupaten Tabanan memberi andil terhadap serapan hasil panen petani yang tengah menghadapi kendala pemasaran di tengah musim panen raya kopi saat pandemi Covid-19

Tabanan (bisnisbali.com) –Program ASN Peduli di Kabupaten Tabanan memberi andil terhadap serapan hasil panen petani yang tengah menghadapi kendala pemasaran di tengah musim panen raya kopi saat pandemi Covid-19. Betapa tidak, melalui program tersebut produksi kopi robusta yang ada di Tabanan ini mampu terserap rata-rata 1,5 ton per bulan yang disalurkan melalui Perusahaan Daerah Dharma Santhika (PDDS) Tabanan.

Dirut PDDS Tabanan I Putu Sugi Darmawan, Selasa (11/8) kemarin, mengungkapkan, di tengah pandemi Covid-19 permintaan kopi di pasaran mengalami penurunan. Terkait itu pula pihaknya, menyerap hasil produksi pertanian sesuai dengan kebutuhan pasar yang dimiliki.

“Pandemi Covid-19 ini sudah berdampak pada penurunan angka permintaan untuk kopi. Karena sejumlah hotel hingga kopi shop yang sebelumnya menjadi konsumen tetap, saat ini tidak beroperasi maksimal, bahkan ada yang tutup. Begitu pula, pasar oleh-oleh yang banyak permintaan untuk kopi kini permintaanya menurun,” tuturnya.

Terkait hal tersebut sekaligus sebagai upaya membantu petani Tabanan di tengah pandemi ini, Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui program ASN Peduli yang melibatkan di dalamnya PDDS sebagai penyalur produk telah menyerap hasil pertanian khususnya kopi rata-rata mencapai 1,5 ton per bulan. Kopi yang dibeli dalam bentuk kualitas bijian yang kemudian disalurkan ke ASN dalam bentuk hasil olahan (bubuk kopi). “Program ini sudah berjalan sejak tiga bulan terakhir untuk membantu petani kopi yang mengalami kendala dalam hal pemasaran saat ini,” ujarnya.

Dijelaskannya lebih lanjut, untuk permintaan pasar akan kopi di luar program ASN Peduli ini mengalami penurunan hingga 80 persen dari rata-rata sebelumnya yang bisa mengantongi serapan pasar mencapai 2 ton per bulan. Sebab, selama ini serapan pasar oleh-oleh yang sebelumnya mendominasi, kini kondisinya tidak optimal karena dampak pandemi Covid-19. Hal sama juga terjadi untuk serapan pasar di sejumlah toko modern, permintaan untuk kopi bubuk ini mengalami penurunan akibat persaingan pasar.

“Bercermin dari itu, fokus pasar penjualan kopi ini hanya di kalangan ASN saja untuk saat ini. Sebab, sumber pendapatan kalangan ASN masih stabil di tengah pandemi,” ujarnya.*man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer