Bangli (bisnisbali.com) –Transaksi nontunai melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Bank Indonesia memiliki manfaat besar bagi pelaku UMKM. Bahkan penggunaan QRIS bisa meningkatkan omzet bagi UMKM.
Kata Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho di Bangli, Minggu (9/8) kemarin, menggunakan QRIS mempercepat dan mempermudah transaksi.
Pelaku UMKM bisa melakukan transaksi jual-beli dan bayar pakai QRIS juga bisa meningkatkan pendapatan mereka.
“UMKM pada umumnya tidak mengenal bank karena takut. Dengan penggunaan QRIS maka akan kenal bank walaupun tidak langsung dibantu kredit, namun menggunakan sistem pembayaran nontunai yang berhubungan dengan bank,” ujarnya.
Lebih lanjut di tengah digitalisasi wisata dan UMKM Kabupaten Bangli berbasis QRIS, Trisno menyampaikan untuk menyambut rencana pembukaan destinasi wisata Bali kepada wisatawan mancanegara sebagaimana telah dicanangkan Pemerintah Provinsi Bali pada 11 September 2020 yang akan datang, diperlukan berbagai stimulus perekonomian. Baik dengan kebijakan fiskal ekspansif dengan mempercepat realisasi belanja pada mata anggaran di APBN di Daerah dan APBD serta juga meningkatkan kesiapan para pelaku ekonomi di Bali untuk berdamai dengan kondisi pandemi Covid-19.
“Denyut kegiatan ekonomi di Bali akan bisa pulih jika Covid-19 segera berlalu. Untuk itu kami tidak bosan-bosannya mengingatkan bahwa kebangkitan perekonomian Bali bisa terlaksana apabila tatanan kehidupan Bali era baru sesuai yang tertuang dalam SE Gubernur No.3355 dapat dilaksanakan dengan disiplin,” tuturnya.
Oleh karenannya, tatanan kehidupan era baru tidak hanya mengedepankan pada protokol kesehatan berupa pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak, tetapi juga harus mencakup kegiatan penyelesaian transaksi pembayaran tanpa kontak fisik secara nontunai atau berbasis digital yang antara lain dengan menggunakan QRIS.
QRIS Bank Indonesia menjadi salah satu solusi alat pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, dan aman serta dapat diaplikasikan di semua sektor termasuk di pusat perbelanjaan, objek wisata hingga rumah sakit karena mendukung faktor clean, health, safety and environment sustainability (CHSE) yang meminimalkan kontak fisik dalam bertransaksi. Hal ini sejalan dengan himbauan WHO (World Health Organization) yang mengimbau masyarakat agar menggunakan contactless payment.
BI mencatat, jumlah merchant yang telah menggunakan QRIS per 31 Juli 2020 mencapai 113.737 merchant, di mana sebanyak 1.832 merchant berada di Kabupaten Karangasem dan sebanyak 1.755 merchant berada di Kabupaten Klungkung. Angka tersebut meningkat signifikan yakni sebesar 346% dibandingkan dengan awal tahun 2020. Dari angka tersebut, sebanyak 57% (64.650) merchant merupakan usaha mikro, 20% (22.751) merchant usaha kecil, 17% (18.862) merchant usaha menengah dan 6% (6.807) merchant usaha besar.
Dia meyakini peningkatan penggunaan QRIS sebagai sarana pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal ini akan semakin mendorong percepatan kebangkitan perekonomian Bali.
Trisno menilai kunci keberhasilan penerapan tatanan kehidupan era baru menuju Bali Bangkit tidak lepas dari adanya kerjasama dari semua pihak mulai dari pemerintah, perbankan, pelaku usaha, tim medis dan masyarakat. “Harapan kami, supaya kota dan kabupaten di Bali lainnya dapat mengikuti jejak Kabupaten Bangli dalam menerapkan tatanan kehidupan Bali Era Baru meliputi digitalisasi transaksi nontunai berbasis QRIS di berbagai sektor khususnya UMKM dan pariwisata sebagai penopang perekonomian Bali,” tegasnya. *dik