TIDAK seperti tahun-tahun sebelumnya, penjualan bendera merah putih menyambut Hari Kemerdekaan tahun ini menurun drastis. Lemahnya daya beli dan minimnya kegiatan menjadi faktor penyebab sepinya pembelian ragam bendera merah putih tahun ini.
Seperti yang dirasakan oleh seorang pedagang bendera musiman, Kadek Sudira. Dia yang biasa berjualan di seputaran Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar, mengaku penjualannya menurun drastis.
Saat ditemui, Kamis (6/8) kemarin, dia mengatakan, sudah berjualan sejak 1 Agustus lalu, namun belum banyak bendera yang dijualnya. Bahkan dia mengatakan, penurunan penjualan hingga 50 persen. Sepinya pembeli ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang memaksa sekolah, dan beberapa tempat lainnya tutup. “Sangat sepi. Ini sudah tanggal 6, harusnya sudah ramai. Tahun lalu sudah ramai yang mencari bendera,” katanya.
Tahun lalu, kata Sudira, hotel-hotel maupun restoran cukup banyak mencari lis merah putih. Akan tetapi sekarang sangat jarang. Termasuk juga bendera kecil berbahan plastik dahulu banyak dicari oleh anak-anak sekolah. Namun kali ini kegiatan belajar mengajar yang tidak berjalan juga membuatnya pesimis terhadap bendera yang dia bisa jual.
“Bendera plastik itu banyak yang laku sebelum-sebelumnya. Biasanya orang tua atau gurunya yang banyak mencari. Tahun ini saya tidak menjual itu karena tak ada yang beli,” tutur lelaki asal Ababi, Karangasem ini.
Ia yang setiap tahun selalu berjualan bendera di lokasi ini mengaku, tahun sebelumnya, hampir setiap hari ada saja yang membeli bendera ataupun pernak-pernik merah putih. Akan tetapi sekarang kadang dalam sehari dirinya tak dapat berjualan. “Ya, tapi jalani saja, rejeki sudah ada yang ngatur. Kalau ada pembeli syukur, yang penting ada buat makan, kalau tidak ya semua sudah ada yang mengatur yang penting sudah berusaha,” katanya.
Hal senada juga diungkapan oleh pedagang bendera musiman di kawasan Jalan Gatot Subroto Barat, Andre. Dia mengatakan daya beli masyarakat yang lemah juga berpengaruh terhadap penjualan bendera yang sepi tahun ini. *wid