Ekonomi Minus hingga 5 Persen, Masyarakat Bali tetap ’’Survive”  

Dibandingkan dengan peristiwa sebelumnya yang juga sempat meluluhlantahkan perekonomian Bali seperti bom Bali, erupsi Gunung Agung dan sebagainya, pandemi Covid-19 dikatakan yang paling parah mengguncang perekonomian Bali. 

307

Denpasar (bisnisbali.com) –Dibandingkan dengan peristiwa sebelumnya yang juga sempat meluluhlantahkan perekonomian Bali seperti bom Bali, erupsi Gunung Agung dan sebagainya, pandemi Covid-19 dikatakan yang paling parah mengguncang perekonomian Bali. Meski demikian, di tengah keterpurukan ini cukup memberi banyak pembelajaran dan membuat masyarakat Bali jengah yang hingga saat ini masih tetap survive.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam webinar Planet Tourism 2020 yang digelar Markplus Tourism, Rabu (29/7) kemarin. Demikian dikatakan pria yang akrab disapa Cok Ace ini, mengambil hikmah Covid-19 justru mampu menguatkan makna Tri Hita Karana (tiga hubungan harmonis manusia). “Ini mengingatkan orang Bali betapa pentingnya menjaga keseimbangan dan memahami ada campur tangan tuhan dalam kondisi ini. Perjuangan orang Bali masih sangat survive, meski Bank Indonesia menyebutkan pertumbuhan perekonomian Bali minus,” ungkapnya.

Demikian juga disebutkannya, saat ini Bali sudah masuk di step 2 dan 3 di mana Bali sudah mulai tahap recovery. “Data pasien Covid-19 per 28 Juli kemarin perbedaan sembuhnya cukup banyak dibandingkan konfimasi kasus baru. Sembuh 57 orang sementara kasus positif baru 30 orang. Ini membuat kita  lebih semangat,” ujarnya.

Dengan dibukanya pariwisata domestik per 31 Juli ini diharapkan juga memberikan angin segar. Demikian pula dikatakannya, dinas-dinas yang masih memiliki anggaran perjalanan dinasnya juga akan didorong untuk datang ke Bali. Wisatawan yang tetap tinggal di Bali sudah mulai beraktivitas di luar dan sudah mulai meramaikan tempat-tempat wisata. Hal ini diharapkan mampu memulai tumbuhnya kembali perekonomian Bali. *wid