Denpasar (bisnisbali.com) –Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, penjualan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha tahun ini menurun hingga 50 persen. Menurunnya penjualan dikarenakan daya beli masyarakat rendah di tengah pandemi covid-19 tahun ini.
Seperti halnya yang terjadi di tempat pemotongan kurban Nurul Iman Padang Udayana, Denpasar. Ketua Rukun Warga Muslim (WRM) Mushalla Nurul Iman, Sayid Abduloh, saat ditemui Selasa (28/7) kemarin mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, penjualan hewan kurban sudah mulai ramai sejak 2 minggu sebelum Hari Raya Idul Adha. Pemesanan sudah melebihi kouta dan puncak keramaian akan mulai berlangsung seminggu sebelum hari H. “Seminggu sebelum hari raya penjualan hewan kurban biasanya sudah mencapai 200 ekor lebih. Sementara hari Minggu lalu penjualan yang masuk baru sekitar 30 ekor,” jelasnya.
Dari respons masyarakat tersebut, ia memprediksi Idul Adha tahun ini penjualan kurban menurun 50 persen. Penurunan pembelian hewan kurban pada tahun ini, menurutnya, karena pembeli saat ini cenderung berhati-hati dalam mengeluarkan uang. Sebab, saat pandemi ini banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan yang berakibat pada menurunnya daya beli suatu barang. “Penurunan dikarenakan pembeli ekonominya juga turun. Selain ada sebagian yang tidak melaksanakan kurban,” terangya.
Disinggung soal harga hewan kurban tahun ini, Sayid mengatakan relatif stabil. Tidak ada lonjakan yang signifikan terhadap harga hewan kurban. Untuk hewan kurban biasanya pembeli dominan mengambil hewan yang ukuran sedang karena harganya juga dirasa pas.
Sayid menambahkan, untuk hewan kurban yang dijual di TPQ Nurul Iman Padang Udayana ini diperoleh dari daerah Jatiluwih (Tabanan), Negara dan Karangasem. Pasokan hewan kurban pun dikatakannya lancar tahun ini. “Pasokannya tidak begitu susah sih. Kalau sapi di Jatiluwih. Kalau kambing dari Negara dan Karangasem,” kata dia. *wid