Pada masa kepemimpinan Bupati Nyoman Giri Prasta, S.Sos. dan Wabup Drs. Ketut Suiasa, S.H., Badung tak pernah henti melakukan program-program inovatif dan monumental. Salah satunya memberi atensi terhadap program monumental pusat yakni pembangunan Bendungan Sidan. Sejauh manfaat bendungan ini?
BUPATI Badung I Nyoman Giri Prasta didampingi Kepala Dinas PUPR IB Surya Suamba dan Kabag Humas Made Suardita melaksanakan peninjauan pembangunan Bendungan Sidan di Desa Belok, Kecamatan Petang, Rabu (15/7). Kedatangan orang nomor satu di bumi keris ini disambut langsung oleh Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Maryadi Utama didampingi Kepala SNVT Pembangunan Bendungan Bali-Penida Gusti Putu Wandira.
Bendungan Sidan merupakan proyek monumental yang digarap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) untuk mendukung ketersediaan air baku di Provinsi Bali yang menjadi destinasi wisata dunia.
Pembangunan Bendungan Sidan merupakan salah satu dari 65 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN), yang dibangun sepanjang 2015-2019. “Kami mewakili masyarakat Badung mengucapkan terima kasih kepada Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Menteri PUPR Bapak Basuki beserta jajaran dan utamanya kepada Presiden RI Bapak Joko Widodo atas pembangunan Bendungan Sidan ini sebagai wujud Nawacita Beliau. Pembangunan Bendungan Sidan juga bentuk implementasi UUD 45 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Ini merupakan implementasi pembukaan UUD 45 bahwa pemerintah selalu hadir di tengah-tengah masyarakat,” ujar Bupati Badung di sela-sela kunjungannya.
Menurut Bupati Giri Prasta, dengan kapasitas air 3,82 juta meter kubik, Bendungan Sidan akan menjadi sumber air baku bagi 5 kabupaten/kota di Bali yakni Badung, Gianyar, Bangli, Tabanan dan Kota Denpasar. Menurutnya, ini pun dalam proyeksinya akan menjadi ikon pariwisata baru tanpa mengubah kontur wilayah Badung Utara sebagai wilayah konservasi.
“Air bendungan ini juga akan kita manfaatkan untuk menggairahkan sektor pertanian dengan mengubah lahan kering menjadi lahan basah. Kita bangun sistem pertanian kontemporer, hasil produksi petani kita tingkatkan dan lahannya kita jadikan agrowisata. Di sinilah wujud dari bela beli untuk mewujudkan kesejahteraan petani sehingga akan menumbuhkan rasa bangga generasi muda menggeluti dunia pertanian,” ucapnya
Bupati Giri juga mengungkapkan, daerah kawasan sekitar bendungan akan dijadikan kawasan wisata terpadu dan terintegrasi dengan memanfaatkan potensi wilayah berbasis one village one product dengan mengedepankan agro tourism, ecotourism, health tourism dan culture tourism yang dibalut dalam konsep desa wisata.
“Dengan adanya bendungan ini, kita harapkan mampu memberikan kemakmuran sebesar-besarnya untuk masyarakat yang ada di wilayah sekitarnya,” harapnya.
Sementara itu Kepala SNVT Pembangunan Bendungan Bali-Penida Gusti Putu Wandira didampingi Maryadi Utama memaparkan, Bendungan Sidan diproyeksikan akan memberikan manfaat bagi konservasi air, pariwisata dan yang paling utama adalah penyediaan air baku 1,75 m3/detik. Selain itu juga memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh)
“Sidan merupakan bendungan tipe zonel dengan inti tegak memiliki panjang puncak 158 meter dan lebar puncak 8,5 meter, yang sumber airnya berasal dari Sungai Ayung. Bendungan ini juga dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 555 meter, dengan diameter 5 meter, yang berfungsi untuk pengendali banjir dari debit masuk sebesar 405,09 m/detik menjadi 138,20 m/detik debit keluar,” jelasnya
Pembangunannya dikerjakan oleh Konsorsium PT Brantas Abipraya (Persero) – PT Universal Suryaprima, dengan kontrak senilai Rp 800 miliar. Bendungan yang mulai dibangun Oktober 2018, progres fisiknya kini mencapai 18 persen dan ditargetkan akan selesai pada 2021. Pekerjaan yang sedang dilakukan adalah pembangunan jalan akses, terowongan pengelak dan intake. *sar