Tabanan (bisnisbali.com) –Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Bapelitbang tengah merancang sistim elektronik tiket (e-tiketing) terintegrasi pada DTW dan objek wisata yang ada di daerah lumbung pangan ini. Upaya tersebut sekaligus merupakan terobosan menyambut tatanan kehidupan Bali Era Baru atau Tabanan Aman dan Produktif. Khususnya pada tahap pembukaan objek wisata yang dimulai pada 31 Juli. Sekaligus antisipasi dibukanya kunjungan wisman ke Bali yang dimulai pada 11 September 2020 mendatang.
Kepala Bapelitbang Kabupaten Tabanan, IB. Wiratmaja, di Tabanan, Rabu (15/7) mengungkapkan, guna membuat Tabanan itu aman dari virus Covid-19 dan juga produktif, maka salah satunya adalah dengan membuka objek wisata yang tahapannya menyesuaikan dengan kebijakan Gubernur Bali. Imbuhnya, jika DTW di Tabanan ini dibuka kembali nantinya, tentu selain harus dipersiapkan protokol kesehatan Covid-19, juga harus disikapi agar wisatawan ini mau berkunjung dan juga mengantisipasi jika kunjungan tersebut akan membludak di tengah kondisi pandemi.
“Melalui e-ticketing terintegrasi ini kami mencoba untuk membuat paralel objek wisata yang ada. Itu sekaligus untuk meyakinkan wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung dan juga mengantisipasi membludaknya wisatawan. Seperti di Tanah Lot yang bisanya menerima kunjungan hingga ribuan per hari, sehingga sangat berpotensi terjadinya desak-desakan pengunjung di objek tersebut,” tuturnya.
Jelas Wiratmaja, melalui sistem e-ticketing terintegrasi ini, pihaknya ingin menciptakan Tabanan memang benar-benar aman dari Covid-19, namun juga bisa produktif. Di sisi lain katanya, sistim e-ticketing terintegrasi ini juga bertujuan untuk mengangkat obyek wisata yang ada di Kabupaten Tabanan. Khususnya yang belum berkembang atau belum banyak dikunjungi wisatawan namun obyek wisata tersebut memiliki potensi untuk bisa dikunjungi nantinya.
“Tabanan tidak hanya punya Tanah Lot, namun juga memiliki objek wisata lainnya yang memiliki potensi untuk dikunjungi. Seperti, Yeh Gangga, Musium Subak dan lainnya. Nah, dalam e-ticketing terintegrasi objek wisata tersebut akan digabungkan menjadi satu paket. Misalnya, full day tour, one day tours, two day tour dan lainnya,” ujarnya.
Sambungnya, melalui paket wisata tersebut, dari sisi wisatawan maka akan memiliki lebih banyak varian objek untuk dikunjungi di Kabupaten Tabanan. Akuinya, saat ini sudah disiapkan antara 10-20 paket yang akan ditawarkan, termasuk di dalamnya menggandeng desa wisata, pelaku wisata lokal, dan juga orang – orang pekerja pariwisata yang dirumahkan atau di PHK karena terdampak Covid-19.
Nantinya, pengelola sistim e-ticketing terintegrasi obyek wisata ini akan dikelola Perusahaan Daerah Dharma Santika (PDDS), sekaligus selaku marketing. Tambahnya, pembelian paket wisata ini bisa dilakukan wisataan secara online, sehingga nantinya wisatawan yang datang ke objek hanya tinggal menunjukan barcode di hanphone untuk kemudian bisa langsung masuk ke kawasan.
“Ini sekaligus jadi upaya kami untuk mencegah antrean di loket dan juga mencegah penyebaran virus Covid-19 yang dimungkinkan terjadi dari transaksi uang tunai. Rencana program ini kami launching 1 Agustus mendatang, sehingga September nanti ketika kunjungan wisman ke Bali di buka, maka Tabanan sudah siap menerima kunjungan dengan tetap menjaga keamanan dari Covid dan bisa produktif,” tegasnya. *man