Denpasar (bisnisbali.com) –Kepala BPS Bali, Adi Nugroho mengungkapkan, nilai ekspor barang Bali ke luar negeri jika dibandingkan dengan catatan Mei 2019, nilai ekspor Mei 2020 juga tercatat turun 56,45 persen. Dari sepuluh negara tujuan utama ekspor Bali Mei 2020, ekspor ke tujuh negara tujuan menurun dibandingkan April 2020 dengan penurunan terdalam tercatat pada tujuan Taiwan (-46,59 persen) yang didominasi turunnya ekspor produk ikan dan udang. Kondisi yang berbeda ditunjukkan oleh ekspor tujuan Australia yang meningkat hingga ratusan persen (128,38 persen) secara month to month yang didominasi oleh ekspor produk perhiasan atau permata.
Pada periode yang sama, katanya, nilai impor barang Bali dari luar negeri pada Mei 2020 tercatat 2.491.448 dolar AS, turun 54,11 persen jika dibandingkan April 2020 yang mencapai 5.429.030 dolar AS. Jika dibandingkan dengan April 2020, dari sepuluh negara asal utama impor Mei 2020, impor dari lima negara tercatat turun dengan penurunan terdalam tercatat pada impor asal negara Tiongkok (-80,77 persen) yang disebabkan oleh turunnya impor produk barang-barang dari kulit.
Kondisi berbeda ditunjukkan oleh impor barang dari beberapa negara yang jika dibandingkan secara month to month mengalami kenaikan hingga ratusan, Â bahkan ribuan persen. Impor dari Selandia Baru naik hingga puluhan ribu persen (21.982,64 persen) yang didominasi oleh impor produk berbagai makanan olahan. Begitu pula impor produk dari Thailand naik ribuan persen (1.228,42 persen) yang didominasi oleh naiknya impor produk perhiasan atau permata. Selain itu, impor barang dari Italia naik ratusan persen (627,45 persen) yang didominasi oleh impor produk susu, mentega, telur.
Jelas Adi, jika dilihat dari komoditas ekspor meskipun terjadi penurunan 10,43 persen pada Mei 2020, ekspor produk ikan dan udang tercatat sebagai komoditas ekspor terbesar Bali Mei 2020 dengan share 18,48 persen dari total ekspor. Katanya, dari 10 komoditas ekspor utama, nilai ekspor lima komoditas menurun jika dibandingkan dengan ekspor April 2020 dengan penurunan terdalam tercatat pada ekspor produk kertas atau karton (-38,61 persen), utamanya menurun ke tujuan Amerika Serikat. Kondisi berbeda ditunjukkan oleh ekspor produk kain perca yang naik hingga ratusan persen (108,61 persen) dan dominan naik ke tujuan Norwegia.
Sambungnya, komoditas mesin dan peralatan listrik tercatat sebagai komoditas impor terbesar Bali dengan share 20,20 persen dari total impor. Dari 10 komoditas utama impor, lima di antaranya menurun dibandingkan April 2020, dengan penurunan terdalam tercatat pada komoditas perangkat optik yang turun -77,21 persen. Kondisi berbeda ditunjukkan oleh impor produk berbagai produk kimia yang tercatat naik paling tinggi hingga ratusan persen (636,15 persen), utamanya dari negara Korea Selatan.
Sementara itu, Mei 2020 Bali masih mengantongi surplus 23.265.228 dolar AS dari posisi nilai neraca perdagangan. Paparnya, jika dibandingkan April 2020 yang tercatat surplus 20.921.448 dolar AS, surplus neraca perdagangan Bali pada Mei 2020 tercatat lebih tinggi yaitu 23.265.228 dolar AS. *man