Denpasar (bisnisbali.com) –Pemerintah menempatkan uang negara Rp30 triliun kepada empat himpunan bank milik negara (Himbara). Selain itu, ada informasi pemerintah juga berencana menyiapkan dana titipan kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD) sehingga dapat melakukan restrukturisasi kredit sampai ekspansi seperti halnya bank Himbara.
Menyikapi rencana tersebut, praktisi ekonomi dari UNHI, Putu Krisna Adwitya Sanjaya, S.E., M.Si. di Sanur, menyampaikan pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah merealisasikan dana Rp30 triliiun ke bank-bank BUMN dengan tujuan mampu mengakselerasi leverage kredit tiga kali lipat dalam 3 bulan ke depan.
“Termasuk ada rencana akan memposting anggaran yang kemudian akan direalisasikan ke 4 BPD seperti Bank bjb, Bank DKI, Bank Jateng dan Bank Jatim. Hal tersebut dimaksudkan selain mempercepat ekspansi kredit juga dalam rangka mendukung strategi untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional pada era covid-19 ini,” katanya.
Oleh karenanya, Krisna menilai Bank BPD Bali selayaknya juga perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan kucuran dana tersebut. Kenapa perlu dipertimbangkan? Kata dia, Bali ketergantungan perekonomian lebih dominan digerakkan oleh sektor tersier (pariwisata). Pada saat pandemi covid -19, banyak hotel, restoran maupun akomodasi pariwisata lainnya tutup dan berujung banyaknya pegawai yang dirumahkan.
Hal ini tentu sangat berdampak pada kesejahteraan maupun perekonomian regional Bali secara makro. Itu terlihat berdasarkan data pada triwulan I 2020, ekonomi Bali melambat minus 1,14 persen dengan kisaran volume ekonomi 38,65 persen. Angka tersebut jauh di bawah target yang telah dicanangkan.
“Bila kondisi ini tidak membaik maka pada triwulan II 2020, saya prediksi laju pertumbuhan ekonomi Bali juga bisa kembali tergerus di kisaran level minus 9, 3 persen,” ujarnya.
Bercermin kondisi tersebut, Krisna menyampaikan kiranya Bank BPD Bali perlu dipertimbangkan agar diberi fasilitas serupa dengan 4 BPD lainnya di Jawa agar lebih cepat dalam menerapkan support program percepatan pemulihan ekonomi regional/nasional. Ia pun berharap dana tersebut dapat terserap bagi pelaku usaha utamanya sektor UMKM untuk tetap mampu berproduksi, meningkatkan akses pasar yang diimbangi dengan digitalisasi.
“Hampir 95 persen sektor riil di Indonesia adalah UMKM yang saat ini semua sektor terdampak covid-19. Jadi dengan adanya dana titipan tersebut sangat diharapkan membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” paparnya.*dik