Idul Fitri, Denpasar Deflasi -0,10 Persen

BPS Bali mencatat Denpasar mengalami deflasi – 0,10 persen pada Mei 2020.

232

Denpasar (bisnisbali.com) –BPS Bali mencatat Denpasar mengalami deflasi – 0,10 persen pada Mei 2020. Kondisi itu terjadi seiring dengan perkembangan harga berbagai komoditas (barang dan jasa) konsumsi yang secara umum menunjukkan adanya penurunan, meski disertai dengan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 25 Mei 2020.

Kepala BPS Bali, Adi Nugroho saat menyampaikan berita resmi statistik (BRS) secara live streaming di Denpasar, Selasa (2/6) mengungkapkan, Mei 2020 Denpasar tercatat mengalami deflasi yang ditunjukkan dengan penurunan indeks harga konsumen (tahun dasar 2018=100) dari 104,42 pada April 2020 menjadi 104,32 pada Mei tahun yang sama. Di sisi lain imbuhnya, tingkat inflasi tahun berjalan Mei 2020 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2020 terhadap Mei 2019 atau yoy) tercatat masing-masing setinggi 0,65 persen dan 2,05 persen.

“Karena  pengumpulan  data dilakukan  dengan  cara  yang  tidak  sama  dengan  angka  inflasi  yang dihasilkan sebelum covid-19, maka dalam kedalaman teknis tertentu  angka  inflasi  yang  dihasilkan tidak  bisa  diperlakukan  secara apple  to  apple dengan angka inflasi hasil penghitungan sebelumnya. Meski begitu, secara  statistik estimasi angka inflasi tersebut tetap dapat dipertanggungjawabkan,” tuturnya.

Jelas Adi, dari sebelas kelompok pengeluaran pada Mei lalu, ada empat kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi, yakni kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) – 1,90 persen, kelompok IV (perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga) mencapai  -1,85 persen, kelompok I (makanan, minuman, dan tembakau) – 0,78 persen, dan kelompok II (pakaian dan alas kaki) – 0,25 persen.

Sementara itu, sambungnya, periode yang sama ada tiga kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi, yakni kelompok VI (transportasi) mencapai 2,89 persen, kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) 0,44 persen, dan kelompok III (perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya) 0,01 persen. Tambahnya, ada empat kelompok pengeluaran tercatat tidak mengalami perubahan indeks atau stagnan. Kelompok V (kesehatan), kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya), kelompok IX (pendidikan), dan kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/restoran).

Paparnya, Mei 2020 komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan deflasi antara lain, canang sari. Selain itu, sambungnya cabai rawit, pindang tongkol, pasta gigi, bawang putih, biskuit, emas perhiasan, lipstik, telur ayam ras, dan pembalut wanita. *man