Produksi Meningkat, Ekspor Kopi Petani Tabanan malah Berpotensi ”Absen”

Tahun ini dengan kondisi iklim yang mendukung, produksi kopi hasil petani di Kabupaten Tabanan diprediksi meningkat dari tahun sebelumnya.

653

Tabanan (bisnisbali.com) –Tahun ini dengan kondisi iklim yang mendukung, produksi kopi hasil petani di Kabupaten Tabanan diprediksi meningkat dari tahun sebelumnya. Sayangnya, seiring dengan peningkatan tersebut produksi unggulan hasil perkebunan daerah lumbung pangan ini malah berpotensi absen dari ekspor pada tahun ini.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, Dewa Budidana Susila, Jumat (15/5) mengungkapkan, selama ini kopi jenis Robusta menjadi salah satu komoditi unggulan dari produksi petani Tabanan yang memiliki potensi ekspor dengan cita rasa khas sekaligus jadi keunggulan. Imbuhnya, tahun ini dengan kondisi iklim yang mendukung, dicerminkan dengan kemarau masih dibayangi dengan intensitas hujan ringan membuat produksi kopi yang sebagian besar dikembangkan di Pupuan berpotensi akan meningkat pada puncak musim panen Oktober mendatang.

“Asumsinya jika rata-rata produksi kopi di Tabanan pada musim penan mencapai 49 ribu ton pda tahun lalu, maka tahun ini kemungkinan produksi akan meningkat dari jumlah tersebut,” tuturnya.

Sayangnya, peningkatan produksi tersebut kemungkinan tidak dibarengi dengan meningkatnya volume ekspor pda tahun ini. Akuinya, tahun lalu padahal volume ekspor kopi Robusta hasil petani Tabanan rata-rata mencapai 1,5 kontainer dengan tujuan Korea Selatan.

Jelas Budidana, kemungkinan tidak adanya ekspor kopi ini seiring dengan pandemi corona (covid-19) yang menghantui sejumlah Negara, sehingga itu membuat permintaan impor kopi dari sejumlah buyer ini nihil saat ini. Harapannya, jika pandemi corona di dalam negeri dan negara tujuan ekspor ini reda pada Oktober yang merupakan puncak panen raya untuk kopi Robusta, maka ekspor kopi produksi petani Tabanan bisa jadi kembali terjadi.

Sambungnya, kini meski tidak ada ekspor, kondisi tersebut tidak lantas membuat harga kopi ditingkat petani menjadi melesu. Katanya, saat ini harga kopi di tingkat petani masih stabil. Contohnya, untuk jenis kopi bubuk di tingkat petani di bandrol Rp 50.000 per kg, sedangkan untuk kopi OC asalan di tingkat petani dibandrol Rp 21.000 per kg.

“Stabilnya harga jual kopi di tengah tidak adanya ekspor ini karena di topang serapan pasar konsumen di dalam negeri, meski volumenya menurun dari sebelumnya,” kilahnya.*man