Pernyataan Ekonomi Lesu, Transaksi Saham cenderung Melemah, Investor ”Wait and See”

Pemerhati pasar saham memprediksi transaksi saat ini cenderung melemah atau terkoreksi.

188

Denpasar (bisnisbali.com) –Pemerhati pasar saham memprediksi transaksi saat ini cenderung melemah atau terkoreksi. Kalangan investor pun banyak yang melakukan wait and see di tengah pandemic covid-19 dan adanya sentimen-sentimen negatif yang pengaruhi pasar global dan bursa saham domestik.

Remaiser Kemitraan RHB Sekuritas, Tjokorda Agung Nata Arimbawa di Renon, Jumat (15/5) mengatakan, untuk saat ini pasar masih memiliki fluktuasi yang cukup namun investor masih cenderung sebagai spekulan dan wait and see.

“Itu dikarenakan dampak global. Salah satunya pernyataan presiden Amerika Serikat yang kurang bersahabat dan perang tarif terhadap industri pasar modal dan ekonomi global,” katanya.
Diakui, kondisi ini mempengaruhi transaksi di bursa saham dan berimbas pada jenis saham yang diminati investor. Alhasil untuk saat ini, saham yang memiliki pembelian secara masif belum ada, namun di sektor telekomunikasi dan cunsumer masih diminati investor meski hal tersebut tidak signifikan.
“Saya pribadi lebih melihat sebagai spekulan karena belum ada stimulus yang cukup baik,” ujarnya.

Sementara Branch Panin Sekuritas, Pande Suarsana di Kuta mengatakan, kondisi pasar pada saat ini mengalami pelemahan di antaranya disebabkan karena pernyataan dari presiden The Fed yang menyatakan bahwa ekonomi masih akan lesu dalam waktu yang lebih panjang dari perkiraan. Kemudian, meningkatnya tensi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
“Kedua hal di atas menyebabkan terjadinya aksi jual asing di pasar modal kita,” paparnya.

Pande Suarsana menyebutkan pada saat ini saham yang menarik untuk dibeli adalah saham-saham seperti telekomunikasi dan consumer. Sektor telekomunikasi karena adanya work from home (WFH) menyebabkan penggunaan data menjadi meningkat dan untuk sektor consumer sendiri karena masyarakat sudah pasti mengutamakan kebutuhan terhadap makanan (primer) terlebih dahulu dibandingkan barang-barang sekunder dan tersier.
“Saham yang kurang diminati pada saat ini itu sektor tekstil, properti, konstruksi. Itu karena market masih wait and see sehingga membuat kecendrungan pada transaksi menjadi menurun,” jelasnya.*dik