Mangupura (bisnisbali.com) –Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Bualu, Kuta Selatan, Badung mulai mendistribusikan sembako kepada masyarakat dengan total jumlahnya mencapai 2.605 paket. Distribusi paket sembako dilakukan secara berturut-turut pada delapan banjar yang dimulai pada Senin (11/5) di Banjar Mumbul.
Kepala LPD Desa Adat Bualu, I Made Astika, saat ditemui di sela-sela acara, mengatakan proses pendistribusian sembako berlanjut hingga hari kedelapan. Dikatakannya, kegiatan yang bertujuan memberikan keringanan kepada masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini menganggarkan dana hingga Rp 710 juta.
Meski demikian, pihaknya juga sangat memperhatikan ke eksistensian LPD ke depan, yang tentunya dalam kondisi ini secara umum terjadi tren penurunan bagi lembaga keuangan. Untuk itu, dalam kegiatan ini, LPD Desa Adat Bualu menganggarkan dana dari realokasi anggaran HUT ke-31 LPD, realokasi anggaran pujawali serta sisa dana sosial tahun 2019.
“Untuk perayaan HUT dan pujawali yang besar juga kita tidak bisa laksanakan dalam situasi seperti ini,” terangnya.
Dalam hal ini, Astika mengatakan, pihaknya juga telah menyusun skema penyelamatan dan pemulihan LPD yang dibagi menjadi 4 fase. Di antaranya fase indentifikasi, fase pelaksanaan, fase evaluasi dan fase pemulihan. Pada fase pelaksanaan yang berlangsung pada bulan ini, LPD Desa Adat Bualu melaksanakan berbagai hal, mulai dari melaksanakan imbauan baik dari pemerintah dan desa adat hingga menugaskan masing-masing bidang yang di dalamnya terselip bidang biaya untuk melaksanakan peninjauan biaya serta realokasi anggaran untuk berpartisifasi dalam penanggulangan dampak Covid-19 termasuk dalam mensejahterakan masyarakat.
Adapun komponen sembako yang disalurkan berupa beras, mi instan dan minyak goreng. “Beberapa komponen sembako yang bisa kami berdayakan berupa produk lokal. Seperti halnya beras, kami mengambil dari petani di wilayah Petang, Badung Utara,” uajrnya.
Sementara itu, Bandesa Adat Bualu I Wayan Wita, mengatakan distribusi sembako diserahkan kepada masing-masing banjar dengan sistem per tempek dalam upaya mencegah kerumunan masyarakat. Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada LPD Desa Adat Bualu yang sudah peduli dengan masyarakat. Dikatakannya, 95 persen masyarakat Desa Adat Bualu bekerja di bidang jasa yang bergantung kepada pariwisata internasional. “Tentunya dalam kondisi ini masyarakat kami tidak bisa mencari nafkah, sehingga dengan kepedulian LPD Desa Adat Bualu dalam rangka HUT ke-31 yang semestinya dipergunakan untuk merayakan ulang tahun, namun diarahkan untuk pemberian sembako, kami ucapkan banyak terima kasih,” tandasnya.
Wayan Wita juga mengatakan, apa pun yang terjadi dengan LPD Desa Adat Bualu, pihaknya saling berkoordinasi dan saling mengawasi. Di samping sembako, LPD Desa Adat Bualu, dikatakannya juga memberikan relaksasi kredit berupa restrukturisasi ataupun pembayaran bunga saja, jika masyarakat tidak bisa membayar pokok termasuk membayar bunga dengan cara mengangsur. *adv