Tabanan (bisnisbali.com) –Selain komoditi pertanian manggis, Kabupaten Tabanan sebenarnya memiliki sejumlah komoditi lain hasil produksi industri kecil dan menengah (IKM) yang tembus pasar ekspor. Sayangnya, kini dengan adanya pandemi corona (covid-19), ekspor dari IKM ini terhambat karena menurunnya permintaan dari buyer.
Kepala Disperindag Kabupaten Tabanan, I Gst. Nyoman Arya Wardana, mengungkapkan, selain di sektor pertanian (manggis), sebenarnya IKM di Tabanan juga sudah tembus pasar ekspor selama ini. Di antaranya, kerajinan tempat lilin dari besi dan kain perca. Sayangnya, kini dengan adanya pandemi corona ini, para pelaku IKM dengan pangsa pasar ekspor tersebut terganjal atau belum kembali melakukan ekspor pada tahun ini.
“Kalaupun ada, buyer dari komoditas tersebut hanyalah merupakan importir yang sudah sejak lama menjalin kerja sama atau belum ada pengembangan konsumen maupun pasar baru. Selain itu, jalur pengiriman barang juga tampaknya masih sulit dibandingkan sebelumnya,” tuturnya.
Prediksi Arya, sebelum pandemi corona, Tabanan mampu melakukan ekspor lebih dari sepuluh jenis komoditi dengan pasar ke sejumlah negara tujuan. Sementara diakuinya, saat ini baru manggis dari petani Tabanan yang sudah melakukan ekspor.
Sambungnya, meski pemasaran IKM di Tabanan ini terdampak pandemi, kondisi itu tidak membuat keberadaan IKM di Tabanan jadi bangkrut atau gulung tikar. Terkait itu juga pihaknya akan membantu pemasaran produk dari IKM tentunya dengan alternatif pemasaran ke tingkat lokal atau dalam negeri.
“Saat ini di Tabanan ada sekitar 900 lebih IKM dengan berbagai jenis produk yang dihasilkan. Saat ini jumlah tersebut masih tetap eksis,” paparnya. *man