Terdampak Covid-19, Dunia Usaha dan Perbankan saling Terkait

Dampak pandemic covid-19 tidak hanya dirasakan pelaku usaha namun juga bagi perbankan. Antara dunia usaha dengan perbankan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

275

Denpasar (bisnisbali.com) –Dampak pandemic covid-19 tidak hanya dirasakan pelaku usaha namun juga bagi perbankan. Antara dunia usaha dengan perbankan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

“Bank pun pasti terdampak, kredit macet membengkak, likuiditas seret karena pemilik tabungan atau deposito mulai menarik dananya di bank sehingga cash perbankan mengering,” kata Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Kota Denpasar, Nyoman Sender di Renon, Jumat (8/5).

Pemerhati ekonomi dan perbankan ini mengatakan ditambah adanya gelombang putus hubungan kerja (PHK) atau merumahkan pegawai, imbasnya secara langsung mengurangi daya beli masyarakat. Semua fokus masyarakat hanya untuk konsumsi makan minum saja, sementara kebutuhan lainnya terpaksa dikesampingkan dulu.

“Inilah yang disebut krisis ekonomi yang bermula dari industri pariwisata terus menghantam perbankan dan sektor-sektor lain seperti angkutan transportasi, konstruksi, infrastruktur, perdagangan kecuali kuliner. Hampir semua sektor terimbas oleh Covid-19 ini,” ucapnya.
Lalu apa yang harus dilakukan bank?. Ia mengatakan yang jelas dunia perbankan tidak boleh berhenti, dalam keadaan ekonomi saat ini. Bagaimana pun bank tetap diperlukan. Bank tetap harus memberikan kredit dengan kemudahan-kemudahan kepada dunia usaha terutama UMKM dengan bunga yang lebih kompetitif/rendah agar dunia usaha kembali bergeliat.

“Masalahnya kini dari mana dananya bank tesrebut?,” tanyanya.
Menurutnya pemerintah harus membantu likuiditas perbankan dengan memberikan bantuan pendanaan murah kepada perbankan komersial, bank umum dan BPR baik konvensional maupun syariah. Jika tidak, maka perbankan sendiri yang mati duluan, lalu siapa membantu dunia usaha.

Untuk itu dalam situasi sulit akibat dampak Covid-19 ini, Nyoman Sender berharap bank-bnank harus bekerja lebih keras, meningkatkan efisiensi dengan mengendalikan biaya-biaya operasional agar bank sendiri bisa survive.

Jika perbankan mendapatkan dana murah dari otoritas atau pemerintah, otomatis bank-bank bisa memberikan kredit kepada dunia usaha dengan bunga yang rendah pula. Hal tersebut akan menstimulir dunia usaha untuk bergeliat kembali.*dik