Amlapura (bisnisbali.com) –Sektor peternakan ayam ras, baik petelur maupun pedaging, terdampak merosot akibat situasi wabah Covid-19. Karena sektor pariwisata jeblok, hotel dan restoran tutup, serapan produk peternakan seperti telur dan daging tak ada ke sektor itu. Peternak pun rugi, karena produk yang tak terserap ke hotel dan cukup banyak, terpaksa ditawarkan ke pasar lokal. Tentunya, harganya pun menurun.
Hal itu disampaikan salah seorang peternak ayam petelur usaha besar, I Nyoman Sumadi, di Karangasem. Peternak ayam asal Desa Nyuh Tebel, Manggis, Karangasem itu mengatakan, saat ini semua peternak ayam ras baik petelur maupun pedaging sangat kesulitan. Selain serapan produk jauh menurun, artinya pemasaran lesu, obat dan pakan harganya naik. Sebab, harga dolar naik terhadap rupiah. ‘’Peternak sulit bertahan, yang masih jalan sekadar jalan,’’ katanya.
Sumadi yang juga anggota DPRD Karangasem itu mengatakan, pihaknya sangat prihatin, karena semua peternak mengalami kesulitan. Dikatakan, dulu produk telur paling banyak terserap ke hotel atau restoran baik lokal di Bali maupun luar Bali seperti ke Lombok. Saat itu pun keuntungan peternak sangat tipis, karena harga suplemen makanan dan obat-obatan juga sudah mahal. Namun kini, akibat sektor pariwisata, sektor peternakan sebagai salah satu pendukung sektor pariwisata sudah pasti terdampak.
‘’Selain serapan pasar anjlok, ternyata kendala lainnya juga sangat berat menghadang. Pengiriman sarana produksi maupun pengiriman produk telur juga terhambat, pengirimannya lama. Itu karena pengangkutan juga mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan dalam rangka menghindari penyebaran covid, seperti kendaraan angkutan di perjalanan harus disemprot atau disinfektan, demikian juga kesehatan awak pengangkutan juga diperiksa di pelabuhan,’’ paparnya.
Menurut Sumadi, karena produk telur masih cukup banyak, sementara serapan jauh menurun, harga produk pun terpaksa dipasarkan dengan harga cukup menurun. Telur ayam ras ukuran sedang atau medium, dulu berkisar Rp 38 ribu per tray isi 30 butir, kini hanya Rp 34 ribu per tray. Demikian juga ayam pedaging per ekor, berkisar Rp 38 ribu per ekor, dulu jauh di atas itu.
Di lain pihak, Kadis Pertanian Kabupaten Karangasem Ir. I Wayan Supandi mengatakan, sejauh ini belum ada kendala baik dari sisi produksi maupun pemasaran baik lokal maupun antardaerah. *bud