Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliDi Tengah Corona, NTP di Bali Naik 0,48 Persen

Di Tengah Corona, NTP di Bali Naik 0,48 Persen

Di tengah pandemi corona (covid-19), BPS Bali mencatat ternyata indeks nilai tukar petani (NTP) di Bali tetap alami pertumbuhan pada Maret 2020, tercatat 97,10, naik setinggi 0,48 persen dibandingkan indeks NTP Februari 2020 yang hanya mencapai 96,63.

Denpasar (bisnisbali.com) –Di tengah pandemi corona (covid-19), BPS Bali mencatat ternyata indeks nilai tukar petani (NTP) di Bali tetap alami pertumbuhan pada Maret 2020, tercatat 97,10, naik setinggi 0,48 persen dibandingkan indeks NTP Februari 2020 yang hanya mencapai 96,63. Subsektor apa saja yang alami kenaikan indeks NTP?

Kepala BPS Bali, Adi Nugroho mengungkapkan, kenaikan ini dipengaruhi oleh indeks yang diterima petani (It) tercatat mengalami kenaikan sebaliknya indeks yang dibayar petani (Ib) tercatat menurun. It tercatat naik setinggi 0,16 persen, dari 101,74 pada Februari 2020 menjadi 101,91. Di sisi Ib tercatat turun sedalam -0,32 persen, dari 105,29 menjadi 104,95 pada Maret 2020. Imbuhnya, meski naik, Maret 2020 indeks NTP Bali masih berada di bawah nilai 100.

“Hal itu mengindikasikan bahwa dalam tingkatan tertentu nilai tukar produk yang dihasilkan petani belum menjanjikan untuk mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga petani, yakni konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertaniannya,” tuturnya.

Jelas Adi, dari lima subsektor yang menjadi komponen penyusunan indeks NTP, yakni subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan. Katanya, tercatat  tiga subsektor yang mengalami kenaikan indeks NTP, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat, subsektor tanaman pangan dan subsektor perikanan dengan kenaikan masing-masing 1,64 persen, 1,09 persen dan 0,79   persen. Sementara untuk subsektor hortikultura dan peternakan tercatat turun, masing-masing sedalam -1,06 persen dan -0,19 persen.

Paparnya, pada subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr) tercatat mencapai indeks NTP 89,94 pada Maret 2020, dan masih menjadi indeks NTP subsektor paling rendah dibandingkan dengan subsektor lainnya. Indeks tersebut tercatat naik setinggi 1,64 persen dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat 88,49. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh naiknya It setinggi 1,35 persen, dari 92,80 menjadi 94,05. Sementara itu Ib tercatat turun sedalam -0,28 persen dari  104,87 menjadi 104,57. Kenaikan It dipengaruhi oleh naiknya harga pada beberapa komoditas, antara lain cengkeh, kakao, dan kelapa.

Sambungnya, pada subsektor tanaman pangan (padi dan palawija atau NTP-P) tercatat It tanaman pangan naik 0,70 persen, berbanding terbalik dengan Ib yang turun -0,39 persen. Bercermin dari itu, indeks NTP subsektor tanaman pangan pada Maret 2020 tercatat naik setinggi 1,09 persen. Kenaikan pada It dipengaruhi naiknya indeks kelompok padi dan kelompok palawija masing-masing 0,69 persen dan 0,75 persen. Komoditas yang dominan mengalami kenaikan harga, antara lain gabah, ketela pohon, dan ketela rambat.

Periode yang sama pada subsektor perikanan mencakup kegiatan perikanan tangkap dan perikanan  budidaya tercatat 100,16, naik setinggi 0,79 persen dari bulan sebelumnya 99,37. Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh It yang tercatat naik 0,69 persen, sebaliknya Ib tercatat turun -0,10 persen. Kenaikan It dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok perikanan tangkap dan kelompok perikanan budi daya masing-masing 0,71 persen dan 0,53 persen.

Sementara itu, Maret 2020 indeks NTP gabungan secara nasional tercatat 102,09, turun sedalam -1,22 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh It nasional yang turun -1,08 persen, sebaliknya Ib tercatat naik setinggi 0,14 persen. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer