Pasar Tradisional Picu Kerumunan, Di Denpasar, Kunjungan Turun hingga 60 Persen

Untuk menghindari berkumpul atau berkerumun menjadi salah satu upaya yang diimbau pemerintah dalam penanggulangan penyebaran Covid-19.

238

Denpasar (bisnisbali.com) –Untuk menghindari berkumpul atau berkerumun menjadi salah satu upaya yang diimbau pemerintah dalam penanggulangan penyebaran Covid-19. Namun kerumunan tidak bisa dihindari di pusat atau tempat perbelanjaan. Pasar tradisional pun menjadi sorotan meski kunjungan sudah menurun hingga 60 persen.

Direktur Perumda Pasar Sewaka Dharma Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata, saat ditemui di ruangannya, mengatakan, kunjungan masyarakat ke pasar tradisional sudah sangat berkurang. Dia menyebutkan, rata-rata kunjungan menurun hingga 50 persen untuk pedagang pelataran dan kunjangan pada kios dan los menurun hingga 60 persen. Hal ini sudah terjadi sejak pengumuman tanggap corona.

Diakuinya, kerumunan memang tampak, terlebih di pedagang pelataran pagi. “Tetapi tidak sepadat sebelum covid karena masyarakat biasanya belanja pagi,” ujarnya.

Demikian pria yang akrab disapa Gus Kowi ini menjelaskan, pihaknya telah mengupayakan semaksimal mungkin melaksanakan protokol pencegahan Covid-19. Seperti aturan yang mengharuskan baik pedagang hingga pengunjung menggunakan masker, jaga jarak, menyediakan tempat cuci tangan hingga bilik antiseptik yang mewajibkan masyarakat membersihkan diri sebelum masuk ke area pasar.

Di samping itu, pihaknya juga melakukan kerja sama dengan ojek online yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meminimalisir pergi ke pasar. “Ini cukup efektif membantu masyarakat,” terangnya.

Dia juga menyampaikan, supaya dimaklumi bahwa pedagang adalah UMKM yang kebanyakan  hidup keluarganya tergantung di pasar, termasuk juga buruh dan pelaku pasar lainnya. “Di Perumda saja ada hampir 10.000 pedagang yang harus kita ayomi kelangsungan nafkah hidupnya di pasar.  Belum lagi di pasar-pasar desa serta ditambah pelaku pasar lainnya,” ungkap Gus Kowi. *wid