Denpasar (bisnisbali.com) –Pandemi covid-19 telah melumpuhkan perekonomian, terlebih Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata yang saat ini sudah tak mampu bernapas. Jikapun kondisi sudah keluar dari wabah ini, perekonomian Bali masih membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk pulih sehingga langkah pemulihan mulai dipikirkan.
Matinya industri pariwisata Bali tentunya berdampak terhadap sebagian besar sektor perekonomian. Tidak hanya usaha yang berhubungan dengan pariwisata, seperti hotel, restoran hingga toko oleh-oleh. Dampaknya juga dirasakan oleh pelaku UMKM hingga sektor pertanian yang bergantung pada aktivitas pariwisata. Dalam kondisi ini, Bali memang sangat sedang terpukul dan PR berat bagi pemerintah dalam upaya penanggulangan covid-19 serta pemulihan perekonomian Bali nantinnya.
Dalam siaran pers beberapa waktu lalu Gubernur Bali Wayan Koster telah mengumumkan berbagai upaya yang dilakukan untuk menanggulangi penyebaran covid-19. Termasuk membentuk tim penanganan percepatan dampak covid-19 dengan menunjuk Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati sebagai Ketua Tim Percepatan Pemulihan Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian dan Pariwisata.
Saat ditemui, di rumah jabatannya yang beralamat di Renon, Denpasar, pria yang akrab disapa Cok Ace ini memaparkan, beberapa langkah yang sudah mulai dilakukan dalam upaya mempercepat pemulihan perekonomian Bali. Dalam hal ini, pria asal Gianyar ini mengaku juga dibantu oleh OPD yang memiliki tugas dan peran masing-masing serta dibantu pula instansi lain seperti BI hingga OJK. “Kami bersama OPD membentuk tim yang masing-masing OPD menangani sesuai bidangnya. Misalnya Dinas Pertanian menangani ketersediaan pangan, begitupun yang lainnya,” ungkapnya.
Pada langkah awal, untuk percepatan penanggulangan dampak covid-19, pihaknya saat ini tengah mendata masyarakat yang terdampak serta memastikan bantuan telah sampai. Demikian dijelaskannya, bantuan dari pusat seperti Program Keluarga Harapan (PKH), program kartu prakerja dan lainnya sudah terdata, namun wabah ini tentunya menambah masyarakat yang terdampak. Pihaknya pun melakukan penyinyisiran agar masyarakat yang di luar program-program pemerintah pusat bisa ditangani oleh pemerintah daerah serta bantuan yang diberikan agar tidak dobel.
Selanjutnya pihaknya juga menyiapkan tim yang mendata bantuan-bantuan yang diberikan baik oleh para pengusaha perseorangan dan sebagainya untuk dapat didistribusikan tepat sasaran. Demikian untuk tenaga kerja informal yang kehilangan pemasukan juga dipastikam agar logistiknya terjaga.
Dalam industri pariwisata yang banyaknya tenaga kerja dirumahkan bahkan di-PHK, pihaknya juga akan mengupayakan bagaimana hak-hak karyawan tidak berkurang, seperti BPJS serta kelangsungan hidupnya. “Kami perjuangkan juga soal kredit yang dimiliki karyawan untuk bisa diberikan kebijakan. Selain itu bagi perusahaan untuk tetap bisa menggaji karyawan atau setidaknya bertahan,” terangnya.
Kebikakan kredit bunga lunak juga mulai dilirik untuk membantu para pengusaha tetap bertahan. Demikian untuk operasional seperti listrik dan air menjadi kebijakan tambahan untuk para pekaku usaha yang terdampak.
Cok Ace mengatakan, kondisi ini sangat berat, demikian juga menjadi tugas yang amat sulit bagi tim. “Beberapa kejadian seperti bom Bali, erupsi Gunung Agung hingga perang Teluk, masih lebih mudah kita pulihkan. Ini akan membutuhkan cukup waktu, terlebih nantinya akan ada perubahan-perubahan perilaku wisatawan nantinya dan kini perubahan perilaku itu sedang kami pelajari,” ujarnya.
Tak dipungkirinya, pandemi covid-19 ini telah memberi dampak sangat parah terhadap perekonomian Bali. Mulai dari pariwisata, UMKM hingga sektor pertanian. Petumbuhan perekonomian Bali yang sebelumnya selalu di atas rata-rata nasional, saat ini diprediksi akan berada di bawah daerah lainnya. *wid