Denpasar (bisnisbali.com) –Kebijakan Pemerintah Provinsi Bali terkait stimulus dunia usaha segera dirancang. Hal ini tentunya sangat ditunggu oleh para pengusaja untuk dapat bangkit kembali. Selain suku bunga ringan, pengusaha juga berharap relaksasi kredit juga dapat lebih dipermudah realisasinya.
Ketua BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bali dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, Spkk, saat ditemui di Renon, Selasa (14/4) mengatakan, kebijakan relaksasi kredit sangat bagus dan dapat membantu pengusaha, terlebih yang tidak dapat beroperasional saat ini. Namun keberedaan program ini masih belum banyak dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha, karena prosesnya yang panjang serta berbagai analisis seperti usaha terdampak langsung atau tidak, menjadi kendala bagi pelaku usaha.
Menurutnya hampir semua usaha terdampak, baik langsung ataupun tidak langsung. Karena sektor utama yaitu pariwisata Bali yang terpuruk merembet juga kepada beberala sektor lainnya.
Relaksasi ataupun restrukturisasi kredit, menurutnya sangat diharapkan benar-benar bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha. Hal ini agar usaha yang dijalani bisa tetap bisa bertahan, terlebih lagi bangkit saat nanti sudah kembali normal. “Tentunya jika diberikan kemudahan penundaan pembayaran ataupun pembayaran suku bunga saja akan sangat membantu. Setidaknya pengusaha bisa bertahan saja dalam kondisi ini, dan nantinya ada kekuatan untuk bangkit setelah situasi normal,” ungkapnya.
Jika nanti ada kebijakan kredit seperti suku bunga KUR menurutnya juga menjadi angin segar dari para pengusaha. Termasuk kebijakan restrukturisasi kredit yang memberikan dana baru juga menjadi harapan pengusaha untuk bangkit, namun diharapkan prosesnya bisa lebih mudah untuk mendapatkan. *wid