Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliHarga Turun hingga 30 Persen, Sektor Properti tetap Lesu di Tengah Covid-19 ...

Harga Turun hingga 30 Persen, Sektor Properti tetap Lesu di Tengah Covid-19   

Sejumlah pebisnis properti terpaksa mengerem pembangunan rumah akibat dampak dari virus corona (Covid-19).

Tabanan (bisnisbali.com) –Sejumlah pebisnis properti terpaksa mengerem pembangunan rumah akibat dampak dari virus corona (Covid-19). Sebelumnya sempat disikapi dengan penawaran penurunan harga jual dan sejumlah keringanan pembelian kepada kalangan konsumen di sektor properti, namun tak ada hasil.

“Corona sangat berdampak pada sektor properti saat ini. Itu tercermin dari transaksi pembelian rumah jauh menurun, bahkan nyaris tidak ada penjualan selama tiga bulan terakhir. Kondisi tersebut terjadi pada berbagai tipe properti, baik itu rumah subsidi maupun nonsubsidi,” tutur owner PT Rafika Abadi Utama, Bagio Utomo, S.H., Selasa (14/4).

Terangnya, tiga bulan terakhir atau seiring merebaknya virus corona di Indonesia, penjulannya hanya berhasil mentransaksikan satu unit properti. Diakuinya, penjualan tersebut jauh menurun dari sebelumnya dan itu terjadi sebagai dampak corona yang membuat sebagian besar masyarakat lebih memfokuskan memenuhi kebutuhan pangan daripada untuk pembelian properti atau investasi lainnya.

“Selain itu, adanya sejumlah sektor, salah satunya pariwisata yang sampai merumahkan karyawan juga memberi andil bagi kian menurunnya animo konsumen untuk pembelian tempat tinggal di tengah pandemi corona saat ini,” ujarnya.

Menyikapi kondisi tersebut, Bagio sempat melakukan sejumlah trobosan untuk meningkatkan penjulan. Di antaranya, menurunkan harga rumah hingga 30 persen dari sebelumnya, memberikan bebas biaya administrasi transaksi jual-beli dan sejumlah bonus keringanan lainnya. Namun itu tetap saja tidak signifikan mendongkrak penjualan. Becermin dari itu pula, pihaknya terpaksa mengerem sejumlah pembangunan properti yang masih dalam tahap perampungan.

“Proyek properti yang ada di Meliling, Tabanan dan sejumlah lokasi di Jembrana, terpaksa saya rem dulu sementara. Itu karena kesulitan dalam menjual. Selain itu, untuk menghindari dana mengendap di bangunan yang cukup besar dan juga menekan jumlah kewajiban terhadap pembayaran bunga pinjaman bank,” tandasnya.

Sementara itu, Kabid Pelayanan Perijinan Made Dwi Suardana Putra seizin Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tabanan I Made Sumerta Yasa, mengungkapkan, wabah corona cukup berdampak pada sektor properti di Tabanan saat ini. Paparnya, itu tercermin dari jumlah pengajuan izin salah satunya izin mendirikan bangunan (IMB) ke DPMPTSP Tabanan pada periode Februari dan Maret 2020 yang merupakan awal dari mewabahnya virus corona di Indonesia memang mengalami peningkatan, namun kondisi tersebut terjadi tren penurunan pada awal April 2020.

“Data penerbitan IMB Februari 2020 tercatat ada 44 izin yang terbit, kemudian Maret naik menjadi 74 izin yang sudah terbit. Awal April tahun yang sama 21 izin terbit sampai dengan 9 April,” paparnya. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer