Denpasar (bisnisbali.com) –Keberadaan masker bedah (masker midical) saat ini masih mengalami keterbatasan yang membuat harga tinggi di pasaran. Meski sebagian besar masyarakat saat ini lebih menggunakan masker kain, masker bedah masih tetap dibutuhkan terutama untuk profesi masyarakat di bidang kesehatan
Salah seorang distributor obat dan alat kesehatan Dedi Rusadi, saat ditemui di Denpasar, Senin (13/4) mengatakan, stok masker masih sangat terbatas. Pihaknya membatasi jumlah pengambilan oleh pelanggan yang lebih difokuskan kepada rumah sakit rujukan covid-19. “Ketersediaan juga disesuaikan dengan jumlah yang diberikan oleh kantor pusat dan pabrikan,” ungkapnya.
Bukan karena permintaan tinggi, yang membuat masker langka, namun menurutnya karena suplai dari pabrik minim saat ini. Penurunan suplai dikatakannya terjadi hingga 80 persen dibandingkan kondisi normal sebelum pandemi covid-19. “Berbulan-bulan kami terkadang tidak mendapatkan stok dari pabrik,” ujarnya.
Disinggung soal harga, Ketua Ikatan Apoteker Distributor Bali ini mengatakan, harga yang diberikan ke pelanggannya di bawah Rp150.000 per boks. Harga ini tentunya masih sangat tinggi dibandingkan dengan harga pada kondisi normal yang per boks dijual Rp20.000 hingga Rp25.000. “Harga ditentukan dari pusat dan kami di cabang menyesuaikan dengan harga yang diberikan,” terangnya.
Sementata itu, salah seorang pemilik apotek I Putu Eka Arya Ambara mengaku, masih kesulitan mendapatkan masker. Dia pun terpaksa mengambil masker dari distributor luar Bali dengan harga tinggi. “Pokoknya kami dapat Rp5.500 per pcs, kami jual Rp7.000 per pcs,” ungkapnya sembari mengatakan dirinya tidak bisa menjual masker secara kotakan.
Menurutnya, harga ini sudah lebih murah dari sebelumnya. Saat ini harga pokok masker yaitu Rp275.000 per boks. Sebelumnya sempat Rp400.000 hingga Rp450.000 per boks untuk harga pokok. *wid