Gianyar (bisnisbali.com)-Imbas wabah pandemi corona (covid-19) memang berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi masyarakat Bali. Perajin patung beton dan batu paras asal Singapadu, Wayan Gunawan Senin (13/4) mengatakan pascameluasnya wabah corona berdampak perajin kesulitan mendapatkan order atau pesanan.
Diungkapkannya, order patung ini sulit didapat karena ekonomi Bali mengalami kelesuan pascacorona. Dampak dari meluasnya penyebaran covid-19 ini sektor pariwisata melesu sehingga banyak pekerja pariwisata yang dirumahkan.
Gunawan menjelaskan, akibat pariwisata melesu, pendapatan masyarakat menjadi menurun. Penurunan pendapatan inilah membuat masyarakat menunda pembelian patung untuk tempat ibadah atau tempat suci baik pura, merajan dan tempat suci lain.
Saat ini, ia memilih tidak berproduksi karena sepi order. Ia lebih banyak memajang pada patung beton yang telah diproduksi sebelumnya.
Gunawan mengakui, sebelum corona dalam sebulan ia bisa mendapat minimal 20 order. Satu order untuk pemesanan beberapa jenis patung. “Sampai saat ini ia baru mendapatkan 2 order, maklum lagi sepi, masyarakat mesti mengikuti anjuran pemerintah melaksanakan social distancing dan physical distancing jadi aktivitas pembangunan merajan masih distop atau ditunda,” ucapnya.
Hal senada dikatakan Sudirta perajin patung lainnya. Sebelumnya perajin kesulitan mendapatkan bahan baku sehingga perajin beralih dari batu paras ke patung beton dengan bahan pasir dan semen. Kini pascacorona perajin menghadapi kendala minimnya pesanan.
Patung raksasa tinggi 80 cm singa Hongkong dikerjakan sampai finishing mencapai 1 minggu. Satu pasang patung raksasa dan patung Hongkong dijual berkisar Rp 2.500.000 per pasang.
Sudirta menambahkan perajin juga memasarkan jenis patung lain seperti patung Ganesha, patung Dewa Dewi, dan lainnya. Perajin tentu berharap corona ini segera berakhir ekonomi kembali tumbuh dan pemesanan patung beton ini bisa kembali meningkat. *kup