Corona, Bank Berpotensi Sistemik Jangka Panjang

Pemerhati ekonomi dan perbankan Viraguna Bagoes Oka menilai, akibat pandemi Covid-19 atau virus corona, di bidang industri keuangan dan perbankan di Indonesia termasuk Bali diprediksi yang paling terpukul.

254
Pemerhati ekonomi dan perbankan Viraguna Bagoes Oka menilai, akibat pandemi Covid-19 atau virus corona, di bidang industri keuangan dan perbankan di Indonesia termasuk Bali diprediksi yang paling terpukul.

Denpasar (bisnisbali.com) –Pemerhati ekonomi dan perbankan Viraguna Bagoes Oka menilai, akibat pandemi Covid-19 atau virus corona, di bidang industri keuangan dan perbankan di Indonesia termasuk Bali diprediksi yang paling terpukul.

“Industri keuangan dan perbankan berpotensi sistemik untuk jangka waktu yang panjang minimal 1 sampai dengan 2 tahun,” katanya di Sanur.

Itu terjadi antara lain karena pemerintah telah memberikan komitmen penuh stimulus kemudahan kepada usaha formal, UMKM dan atau pelaku usaha informal dengan memberikan keringanan pembayaran bunga dan cicilan pokok pinjaman dari lembaga keuangan maupun perbankan. Kredit debitur ditangguhlan selama 1 tahun. Sementara di lain pihak lembaga keuangan maupun perbankan tidak diberikan bantuan likuiditas atau semacam KLBI untuk memberikan ruang yang cukup bagi lembaga keuangan, bank umum/BPR yang minimal membutuhkan dana talangan (likuiditas). Minimal dibutuhkan Rp 2.000 triliun untuk bisa mempertahankan kinerja lembaga keuangan atau bank yang lagi terpuruk saat ini.

“Jika likuiditas untuk perbankn tidak dipenuhi oleh OJK maupun BI secara cepat dan tepat waktu, dapat dipastikan pemulihan krisis ekonomi Indonesia (khususnya Bali) akan memakan waktu yang lebih lama dengan biaya lebih besar,” ungkap mantan Kepala KPw BI Bali Nusra ini. *dik