Denpasar (bisnisbali.com) –Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho menyampaikan sejak awal tahun hingga saat ini, bank sentral sudah melakukan upaya injeksi likuiditas atau quantitative easing ke perbankan hampir senilai Rp300 triliun.
“Kebijakan itu dilakukan sebagai langkah mitigasi dampak ekonomi covid-19,” katanya di Renon, Rabu (8/4).
Mengutip pernyataan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dana tersebut disuntikkan melalui pembelian SBN di pasar sekunder, penyediaan likuiditas ke perbankan melalui mekanisme term-repurchase agreement (repo) serta penurunan giro wajib minimum (GWM).
Untuk tetap menjaga kepercayaan investor asing, lanjut Trisno, BI telah mengadakan video conference dengan para investor di Asia, Amerika, dan Eropa untuk menjelaskan kebijakan-kebijakan yang diambil baik oleh pemerintah, BI maupun OJK. Dengan demikian, diharapka inflow dapat kembali masuk, cadangan devisa bertambah dan nilai tukar menguat.
Ia pun menyebutkan kestabilan nilai tukar rupiah merupakan prioritas saat ini. BI memandang bahwa tingkat nilai tukar rupiah dewasa ini relatif memadai dan diperkirakan akan bergerak stabil serta cenderung menguat ke arah Rp15.000 per dolar AS pada akhir tahun 2020. Nilai rupiah yang bergerak stabil dan menguat serta mekanisme pasar yang berlangsung baik, mengakibatkan kebutuhan intervensi dari BI menurun. *dik